Tugas
ke 2
BAB III. INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT
1. INDIVIDU
a.
Pengertian
Individu
Individu adalah unit
terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian
terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian
yang lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Ayah adalah individu dalam kelompok sosial tersebut yang sudah tidak
dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
b.
Pengertian
Pertumbuhan
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, arti dari kata pertumbuhan yaitu “kemajuan”. Bisa dikatakan
bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju
dan lebih dewasa.
Perubahan ini biasa
disebut dengan istilah proses. Dan prosesnya bertahap, misalnya seperti proses
dari sesuatu yang kecil lalu tumbuh menjadi sesuatu yang besar.
c.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
Secara garis besarnya,
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan. Berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a) PENDIRIAN
NATIVISTIK
Menurut para ahli dari
golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan
individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan
ini menunjukkan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan
anaknya. Misalnya seorang ayah yang memiliki keahlian di bidang teknologi maka
kemungkinan besar anaknya juga menjadi ahli teknologi. Namun hal ini akan
menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaan yang ada antara orang tua dan anaknya
benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir karena adanya
fasilitas-fasilitas atau hal-hal yang dapat memberikan dorongan ke arah yang
lebih maju. Tetapi harus mempertimbangkan juga pembawaan sejak lahir dari pihak
ibu, besar kemungkinan anaknya memiliki dua keahlian yang diwariskan dari
ayahnya dan juga dari ibunya.
b) PENDIRIAN
EMPIRISTIK & ENVIRONMENTALISTIK
Pendirian ini
berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan
individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedangkan kemampuan dasar dari
pembawaan lahir dianggap tidak berperan sama sekali. Pendirian semacam ini
disebut sebagai pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari paham empirisme.
Tapi dalam
kenyataannya, sering kita jumpai anak-anak orang kaya atau orang pandai
mengecewakan orang tuanya. Karena tidak berhasil dalam belajar, walaupun
fasilitas yang dimiliki tersedia secara lengkap. Dan sebaliknya, pada anak-anak
yang orang tuanya kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun
fasilitas belajar yang dimiliki sangat minimal, jauh dari kata mencukupi.
Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu, baik dasar
maupun lingkungan kedua-duanya memegang peranan penting. Disamping harus
adanya dasar, juga perlu dipertimbangkan masalah kematangan (readiness),
misalnya anak yang normal berusia enam bulan, walaupun anak tersebut hidup di
antara manusia-manusia lain ada kemungkinan juga anak itu tak akan dapat
berjalan karena belum matang untuk melakukan hal itu.
c) PENDIRIAN
KONVERGENSI dan INTERAKSIONISME
Kebanyakan para ahli
mengikuti pendirian kenvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi
yang terkenal dan sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi
konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang
menyatakan bahwa interaksi antara dasar
dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan
konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
2. KELUARGA
a.
Pengertian
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan masyarakat terkecil. Di sinilah manusia belajar
bersosialisasi dengan seseorang di luar dirinya. Manusia belajar bagaimana
hidup berdampingan dengan orang lain melalui saudara-saudara dan orang tua.
Keluarga lah sebagai pengenalan pertama manusia terhadap lingkungan sosial.
Menurut
bahasa Sansekerta, keluarga berasal dari kata “kulawarga” yang berarti
anggota,ras. Sehingga dapat diartikan, keluarga sebagai sekelompok orang yang
berasal dari ras yang sama. Tetapi secara lebih spesifik, sebutan keluarga di
peruntukkan bagi sekelompok orang yang masih terikat dengan kesamaan darah
(hubungan darah) yang mengalir pada tubuhnya. Ikatan keluarga secara hubungan
darah, yang disebut dengan keluarga kecil adalah terdiri dari sepasang suami
istri. Lalu berlanjut, menjadi ayah, ibu, dan anak. Keluarga kecil inilah yang
nantinya melahirkan atau menghasilkan keturunan-keturunan yang akan membentuk
keluarga besar.
Dalam sebuah keluarga,
masing-masing anggota memegang peranan masing-masing. Kewajiban serta hak yang
didapat juga berbeda. Dalam hal ini, keluarga ibarat sebuah organisasi. Saling
bekerjasama untuk mewujudkan sebuah “kesatuan” yang luar biasa.
b.
Fungsi
Keluarga
Dalam kehidupan
keluarga sering kita temui adanya tugas-tugas yang harus dilakukan. Suatu tugas
yang harus dilakukan itu disebut fungsi. Fungsi
keluarga adalah suatu tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh
keluarga tersebut.
c.
Macam-macam
fungsi keluarga
Berikut adalah beberapa
macam fungsi keluarga:
a) Fungsi Pendidikan :
Keluarga wajib memberikan pendidikan kepada anak secara formal atau pun
informal. Pendidikan yang dipenuhi bukan hanya yang berhubungan dengan keilmuan
tetapi juga pendidikan yang bersifat kepribadian. Ayah dan ibu adalah pengajar
pada mata pelajaran kepribadian ini.
b) Fungsi Sosial :
Berkomunikasi dengan sesama anggota keluarga merupakan cara pengajaran untuk bersosialisasi.
Bersikap kepada anggota keluarga, mengajarkan untuk memperbaiki kesalahan,
memuji apa yang dilakukan dengan benar adalah pelajaran sosial yang berharga
untuk membentuk dasar kepribadian.
c) Fungsi Agama :
Keluarga yang baik adalah yang mendasari semua hal dalam keluarga dengan agama.
Pelajaran agama yang ditanamkan sejak dini pada anak-anak akan membentuk
pribadi anak menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Tuhannya.
d) Fungsi Ekonomi : Fungsi
ekonominya yaitu keluarga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang pokok
seperti: kebutuhan makan dan minum, pakaian untuk menutupi tubuh, juga tempat
tinggal. Contohnya kegiatan ayah mencari uang demi menfkahi keluarga merupakan
contoh fungsi ekonomi dalam keluarga.
e)
Fungsi
biologis : Dengan fungsi ini, diharapkan agar
keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan pernikahan bagi
anak-anaknya. Karena dengan pernikahan, akan terjadi proses kelangsungan
keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan
biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui pernikahan.
Dengan persiapan yang
cukup matang ini dapat mewujudkan suatu bentuk kehidupan rumah tangga yang baik
dan harmonis. Kebaikan rumah tangga ini dapat membawa pengaruh yang baik pula
bagi kehidupan bermasyarakat.
3. MASYARAKAT
a.
Pengertian
Masyarakat
Menurut Hasan Sadily,
masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah
orang dalam membentuk kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan berbudaya,
rakyat. Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang
terjadi komunikasi di dalam kelompok tersebut.
Jelasnya: Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang memiliki tatanan kehidupan, norma-norma,
adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Semua tatanan
kehidupan itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka,
sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri
kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, semua menjadi satu, baik tua maupun
muda, pria maupun wanita, yang kecil maupun yang dewasa, semua larut dalam
suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang
disebut sebagai masyarakat.
b.
Golongan
Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana
dan maju (masyarakat modern) :
a) Masyarakat
Sederhana
Masyarakat sederhana
disebut juga sebagai masyarakat primitif yang membagi pekerjaan sesuai dengan
jenis kelamin. Sesuai dengan pola pikirnya yang masih sangat sederhana, pada
saat itu pola perekonomian mereka belum sedemikian rupa seperti masyarakan
maju. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin berdasarkan adanya perbedaan
kekuatan dan kemampuan fisik antara pria
dengan wanita menghadapi berbagai tantangan alam yang masih buas pada saat itu.
b) Masyarakat
Maju (Modern)
Masyarakat modern
adalah masyarakat yang memiliki pola pikir cenderung kepada peradaban yang
lebih maju. Dan keterikataknnya dengan adat istiadat pun sudah tidak terlalu
dominan seperti dahulu. Sebab di zaman modern, masyarakatnya banyak dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi dan informasi yang selalu up-date. Pihak pengembang teknologi baik dalam bidang barang-barang
elektronik maupun aplikasi-aplikasi canggih dalam bentuk software, terus
menerus mengeluarkan berbagai produk baru mereka, sehingga kebanyakan
masyarakat pun kini secara tidak langsung harus mengikuti perkembangan
informasi tentang produk-produk baru yang terus bermunculan agar tidak
dikatakan ketinggalan zaman. Dalam lingkungan masyarakat modern, masyarakatnya
dibedakan menjadi 2, yaitu masyarakat industri dan masyarakat non-industri.
c.
Perbedaan
Masyarakat Non-Industri dengan Masyarakat Industri
a) Masyarakat
Non-Industri
Adalah masyarakat yang belum
banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang ada, ada beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi penyebab belum terjamahnya masyarakat ini dengan teknologi
dan kemajuan dibidang lainnya. Yang pertama, bisa dikarenakan globalisasi dari
dunia Barat belum sampai ke masyarakat ini. Atau memang karena masyarakatnya
yang tempat tinggalnya cenderung sulit dicapai (terpencil), jadi berbagai
informasi dari dunia luar sulit untuk masuk dan menyebarkannya ke seluruh
masyarakat. Dan bisa juga disebabkan oleh faktor masyarakatnya sendiri yang
kurang tanggap dan mengerti untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan
teknologi dan informasi di luar tempatnya tinggal.
Secara garis besar,
masyarakat non-industri dibagi menjadi dua golongan, yaitu Kelompok Primer (Primary
Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group).
KELOMPOK
PRIMER
1. Kelompok
primer biasa disebut dengan “face to face group”, karena anggota kelompoknya
sering saling berdialog, karena saling mengenal dan akrab.
2. Kelompok
ini lebih bernuansa kekeluargaan dan lebih berdasarkan pada simpati.
3.
Pembagian tugas tidak secara paksa,
tetapi menitik beratkan pada kesukarelaan.
Contoh kelompok primer: Keluarga,
Rukun Tetangga, Kelompok Belajar, dll.
KELOMPOK SEKUNDER
1. Kelompok
sekunder tidak saling berhubungan langsung dan cenderung lebih formal.
2. Kurang
bersifat kekeluargaan.
3. Pembagian
tugasnya diatur berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang obyektif.
Contoh: Semua kelompok
sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau ormas-ormas yang mempunyai anggota
kelompok tidak resmi.
b) Masyarakat
Industri
Adalah masyarakat yang
sudah maju, kehidupannya tergantung kepada pekerjaan di pabrik dan semua yang
berhubungan dengan sesuatu yang serba instan.
1. Solidaritasnya
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakatnya.
2. Pembagian
kerjanya juga lebih kompleks berdasarkan kepandaian dan keahlian khusus yang
dimiliki seseorang secara mandiri, sampai batas-batas tertentu.
Contoh: Penjual Roti,
Penjual Sepatu, Tukang Las, Ahli Mesin, Ahli Listrik, mereka dapat bekerja
secara mandiri sesuai keahlian mereka.
4. HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Manusia
adalah makhluk individu, dimana berarti manusia adalah makhluk yang sudah tidak
dapat dibagi lagi ke dalam bagian lainnya, tidak dapat dipisahkan antara jiwa
dan raganya. Tetapi jika dilihat dari segi ilmu sosial, manusia juga memiliki
peran sebagai manusia sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau
dengan kata lain membutuhkan orang lain. Jadilah manusia harus berinteraksi
dengan orang lain selain dengan dirinya sendiri, yang paling dekat yaitu dengan
keluarga. Sebab itu individu membutuhkan keluarga sebagai tempat mereka pertama
kali belajar bagaimana melakukan interaksi dan bersosialisasi secara baik.
Untuk itu keluarga pun harus mengajarkan individu yang menjadi anggota
keluarganya dengan sebaik mungkin, memberikan perhatian lebih, menjadi jembatan
untuk mengantar individu tersebut menuju lingkungan yang lebih luas lagi untuk
berinteraksi, yaitu menuju lingkungan masyarakat. Lingkungan di masyarakat
dibutuhkan untuk seorang individu untuk membentuk karakter si individu dan
membantu individu menemukan karakter mana yang sebenarnya menjadi jati dirinya.
REFERENSI:
a. Harwantiyoko
& F. Katuuk, Heltje.1997.MKDU ILMU
SOSIAL DASAR.Jakarta: Penerbit Gunadarma. (digital book)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.