Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang tidak mudah menyerah! Semangaaaaaaaaaaaaaat! :)

Senin, 27 Januari 2014

FAREWELL PARTY

“ FAREWELL PARTY “

Tiwi     : Hi, Guys! I’ve been looking for both of you.
Winda  : Hi, Tiwi. What’s up ?
Tiwi     : I want to talk about something.
Isti        : About what? Tell me now, please!
Tiwi     : Hmm .. do you have any plans for tonight ?
Isti        : No, I don’t have any plans.
Winda  : Yes, me too.

Tiwi    : Well, I would like to invite you to farewell party for our class. Can you come to this party?

Winda : Yes, Of Course! What time it will begin? And where?
Isti       : Is it use ordinary costume?

Tiwi    : The party will be held at seven o’clock surely in my home. Oh, I almost forgot to tell you about the dresscode it’s a costume party. You have to dress up as a fictious character.

Winda : What do you mean by fictious character ?

Tiwi   : Fictious character can be characters from comics books, cartoon, children books, or film such as  Ran Mouri, Shinici Kudo, Cinderella, Barbie, Tinker Bell, Peter Pan, Harry Potter and so on. It’s up to you.

Winda: Oo , I see.
Isti      : Wow.. I’m sure this party will be fantastic!
 I think I will use bellatrix costume tonight .. hahaha
Tiwi   : Oh no! You can be a trouble-maker if you want to be bellatrix tonight! Hahaha
Everyone suddenly will be scared, afraid, and sick when look at you ..
Please put on a suit costume that better than Bellatrix, Okay?


Isti    : Okay! Okay! hahaha

Winda: Oh no! hahaha
I think I will wear a robe like Harry Potter with magic stick and say magic words: Alohomora,Stupefy, Wingardium Leviosa, don’t you think?

Tiwi   : I think you will look great in any costume, Winda.

Winda   : Thank you for your compliment.
Isti         : By the way, thanks for inviting me and Winda to the farewell party tonight.
Tiwi       : You’re welcome. So I guess I’ll see you on tonight. Don’t be late.
Isti & Winda : Okay, Bye …

Written By: Meilani Yunda Pratiwi

BIRTHDAY SURPRISE

“BIRTHDAY SURPRISE”

One day in a class …                                                                                                                     

Isti       : Hey, Winda! Can you accompany me to the toilet, please?
Winda  :  Yes I can. Come On!
( They come out from the class )

Tiwi just come and say hello to iL ..

Tiwi  : Hey  iiiL …
iL      : Hey Tiwi, why do you just come? Come here quickly! I want to tell you about something.
Tiwi  : About what?
iL      : Do you know what today is it?
Tiwi   : Today? Wednesday …
iL      : No .. That’s not what I mean. Here let me whisper !
Tiwi  : ( Just nodded in understanding and go out from the classroom )

Isti and Winda back from the toilet ..

Winda : iL, does Tiwi yet to come?
iL        : Yes, she does. She said she was coming late this morning.
Isti      : Why?
iL       : Yesterday she lost her cell phone.
Isti     : Hm.. There is a possibility the thief is our classmate?
iL      : Maybe, because she forgot where she put it Yesterday.

Tiwi come in class with upset face ..

Winda : Tiwi, are you OK?
Tiwi    : As you can see now, I’m not OK. I lost my beloved cell phone.
Winda : Oh, I’m sorry to hear that.
Tiwi    : Hm … (nodded)
Isti      : Tiwi, what if you try to call the number again?
iL        : Aha, Good idea !!
Tiwi   : Already, I’ve tried again and again.
Isti     : There is no harm to trying.
Tiwi   : (sigh) OK, I’ll try.

( Tiwi call using a cell phone number belongs to Isti. Then, hear a ringtone from Tiwi’s cell phone that lost, and it voice coming from Winda’s bag.)

All look up to Winda ..

( To ensure that the noise was coming from the Winda’s bag, Tiwi dialed the number again.)

Tiwi    : WHAT IS THIS? WHAT DO YOU MEAN WINDA? YOU!! YOU STOLE MY CELL PHONE? FOR WHAT?

Winda : Wait,wait,wait!? I am not ….
Isti      : You excessive Winda!
Winda : No! Not like that!
Tiwi    : What did the reasons again? This is the proof!! ( take her cell phone from Winda’s bag.)  I disappointed with you, Winda!!

( Tiwi and Isti leave Winda)

iL        : Unfortunately Winda, you very disappointed. You have made useless our trust to you. I’m sorry. (Leave Winda alone in the classroom)

Winda: Wait!! Listen to my explanation first!!
(No one care about her)

And than, Winda talking to herself with a sadness feeling…

Winda: I don’t know anything about that cell phone!
              I don’t know why the cell phone there in my bag!
              I really don’t steal it from Tiwi!

Suddenly, a few moments later, from the direction at the door sounded happy birthday song. Tiwi, iL, and Isti was standing there carrying a birthday cake and gift boxes.

All   : SURPRISE …….!!!!!!!!!!!!!!

Winda : Aaah!! Sucks you once, you know!!! All of this just a lie! Aaaah!

iL        :  Winda, we’re truly sorry about our over acting just now! Happy Birthday Windaa…
Tiwi    : Hahaha .. It’s all not my idea, but it’s iL idea.
Isti      : Windaa Happy Birthday …
Winda : Oh My God! I’m very surprised! Thank’s All ..

Tiwi    : Winda, you have to make a wish before blow the candles.
Winda : OK. ( Winda close her eyes)
Tiwi    : Finish? Let’s blow the candles!
Winda : ( blow the candles )
All      :  (Applause)
Isti      : Winda, what your wish ?
Winda : I wish , we always be best friend forever. Thank you for this surprise, all.
All       : Yeeeeeeeey !!!! :D


THE END

Written by : Meilani Yunda Pratiwi

Minggu, 12 Januari 2014

TUGAS KE 8 - AGAMA DAN MASYARAKAT

TUGAS 8 – AGAMA DAN MASYARAKAT

          Agama merupakan prinsip kepercayaan serta pedoman yang dianut oleh masyarakat untuk menjalani hidupnya. Dengan beragama, itu berarti kita mempercayai adanya Allah atau Tuhan sebagai Dzat Yang Maha Esa pencipta seluruh alam semesta. Selain itu, dengan beragama, maka kita wajib menjalankan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala larangan dari Allah.

Hubungan antara agama dalam masyarakat erat kaitannya dengan sikap toleransi antar umat beragama. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam agama yaitu Islam, Kristen (Protestan) , Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Dan dalam masyarakatnya tentu ada yang hidup secara berdampingan bersikap toleransi terhadap agama satu sama lain. Saling menghormati dan tidak saling mengganggu atau sampai bersikap diskriminasi terhadap agama lain.

       1.     Selain sebagai kepercayaan atau pedoman, agama juga memiliki beberapa fungsi:

Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat
Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat   dipecahakan   secara   empiris   karena   adanya   keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan   fungsinya   sehingga   masyarakat   merasa   sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :

a. Fungsi edukatif.
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.

b. Fungsi penyelamatan.
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.

c. Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
·      Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
·      Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
d. Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
·      Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
·      Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
·      Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama
e. Fungsi transformatif.
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

Sedangkan  menurut   Thomas   F.  O’Dea  menuliskan   enam  fungsi agama dan masyarakat yaitu:

1.      Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.
2.      Sarana hubungan  transendental  melalui  pemujaan dan upacara
Ibadat.
3.      Penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
4.      Pengoreksi fungsi yang sudah ada.
5.      Pemberi identitas diri.
6.      Pendewasaan agama.

Sedangkan menurut  Hendropuspito  lebih ringkas  lagi,  akan tetapi   intinya   hampir   sama.   Menurutnya   fungsi   agama   dan masyarakat   itu   adalah   edukatif,   penyelamat,   pengawasan   sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif.

Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai  agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma  atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.

Sumber fungsi agama :


        2.    Cari kasus yang ada kaitannya dengan konflik yang ada di dalam agama dan
               masyarakat!

         KASUS :

Ingin Berjilbab, Siswi SMA Disuruh Pindah Sekolah
Senin, 06 Januari 2014, 07:30 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 di Denpasar, Bali, dilarang untuk mengenakan jilbab saat kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Anita Whardani, nama siswi yang saat ini duduk di bangku kelas XI SMA itu, disuruh untuk pindah sekolah jika ingin berkeras mengenakan jilbab.
Temuan Tim Advokasi Pembelaan Hak Pelajar Muslim Bali mengungkap tentang praktik pelarangan berjilbab tersebut.  Anita yang sebenarnya sudah berjilbab sejak SMP itu nekad bersekolah dengan berhijab pada  Rabu, 21 November 2012.

Hari itu, mata pelajaran jam pertama adalah pelajaran Bahasa Bali. Ternyata,  guru Bahasa Bali hari ini tidak hadir sehingga menyebabkan proses belajar mengajar tidak efektif alias jam kosong. Tiba-tiba Kepala Sekolah masuk ke kelas Anita untuk memberi nasihat kepada seluruh murid dan bertanya kepada Anita
“Kok bajunya seperti itu?”, Anita diam saja tidak menjawab, lalu Kepala Sekolah Drs Ketut Sunarta menyuruh Anita datang ke ruangan Kepala Sekolah, seperti tertera pada hasil investigasi tim advokasi yang diterima RoL (Republika Online).

Pada pertemuan kedua ini Kepala Sekolah menegaskan “Kalau pakai jilbab kelihatan atau tidak logo OSIS SMA-nya? Kelihatan atau tidak emblem SMAN 2 nya?”
Kepala sekolah pun menyarankan untuk pindah sekolah saja kalau Anita tetap ingin berjilbab. Anita diminta untuk bertahan saja (tidak memakai jilbab) kalau tetap ingin bersekolah di SMAN 2. Anita menjawab “Kan bisa dinaikin sedikit Pak, kerudungnya jadi masih bisa kelihatan logonya”. Kepala Sekolah tetap tidak mengizinkan.
Lalu tiba-tiba Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan Drs. Ida Bagus Sueta Manuaba, M.Pd., masuk ruangan, beliau menanyakan keperluan Anita di ruang Kepsek. Bincang-bincang kecil terjadi antara Kepsek dan Wakasek.

Berkali-kali Anita disarankan untuk pindah sekolah saja kalau memang tetap ingin memakai jilbab dan diminta untuk segera memutuskan pilihan.

Tepat 08.30 waktu Denpasar, Anita minta undur diri dari perbincangan itu karena ada pelajaran selanjutnya. Ketika Anita masuk kelas lagi, Anita mendapatkan respon yang biasa-biasa saja dari para guru yang mengajar di kelasnya hingga pelajaran usai.
Selain itu, pada tanggal 8 Desember 2012, sekolah menyelenggarakan kegiatan lomba-lomba. Dalam kesempatan itu, Anita mengenakan jilbabnya ke sekolah. Seorang guru yang bernama Ni Putu SukaPutrini, S. Pd.,  pun menegur Anita. Beliau mengatakan “Pindah sekolah saja kalau mau memakai jilbab! Kasihan peraturan sekolah gak ditaati”.

Selama Anita mengikuti ekstra kurikuler, Anita selalu memakai jilbab. Teman-temannya tidak ada yang mempermasalahkan hal itu. Anita pernah mendapat informasi dari temannya bahwa ada pihak sekolah (guru) yang bertanya ke salah satu temannya terkait siapakah yang memakai jilbab di PMR.

Sumber kasus:

ANALISA KASUS

        Menanggapi kasus di atas, saya sangat menyayangkan dengan perlakuan sekolah tersebut terhadap siswa yang berniat baik ingin menutup auratnya (berjilbab). Meskipun mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, tetapi bukan berarti di sana tidak ada kaum minoritas dari agama lain seperti Anita yang beragama Islam. Lagipula SMA N 2 Denpasar tersebut kan sekolah umum, jadi seharusnya ya terdapat sikap toleransi dari sekolah maupun para warga sekolah. 

Ya, meskipun akhirnya kasus ini disimpulkan bahwa terjadi kesalah pahaman pihak sekolah terhadap “student diary” milik sekolah yang berasal dari OSIS sebelum tahun ’90-an yang tidak menjelaskan contoh seragam berjilbab untuk siswi sekolah. Kepala sekolahnya mengakui aturan tata tertib sekolah belum mengatur sampai koridor agama Islam dan agama lain, aturan masih bersifat umum. Namun, kini akhirnya Anita Wardhani bisa bergembira diperbolehkan untuk berjilbab setelah Kepala Disdikpora Denpasar memberikan arahan kepada Ketua Tim Advokasi Pembelaan Hak Pelajar Muslim Bali Helmi Al Djufri.

TUGAS KE 7 - ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

TUGAS 7 – ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

    1. Cari kasus yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan teknologi dengan teknologi di Indonesia!

KASUS 1 :

Survei: RI Paling Konsumtif Belanja Gadget

Sabtu, 07 Desember 2013, 08:32 WIB 

sebuah promosi gadget


REPUBLIKA.CO.ID, Wajar apabila saat ini para produsen di bidang teknologi mulai berkonsentrasi untuk meraup pasar di negara-negara berkembang. Pasalnya menurut sebuah penelitian terbaru, para konsumen, khususnya di wilayah Asia Tenggara, telah memperlihatkan peningkatan dalam pemakaian perangkat mobile berharga terjangaku dan juga dalam penggunaan internet.

Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh GfK Asia, penjualan smartphone di wilayah Asia Tenggara mengalami kenaikan hingga 61%. Kenaikan tersebut terjadi dalam periode tiga kuartal pertama di tahun 2013 ini, seperti yang JerukNipis kutip dari situs TheNextWeb.

Lebih jauh lagi, para konsumen dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina, telah menghabiskan lebih dari US$ 10,8 miliar atau sekitar Rp 127,98 triliun, untuk membeli 41,5 juta unit smartphone. Tahun lalu, masyarakat di negara-negara tersebut “hanya” mengeluarkan uang Rp 89,35 triliun untuk membeli 25,8 juta unit smartphone.

Dari deretan negara-negara tersebut, Indonesia berada di posisi nomor satu sebagai negara paling konsumtif dalam hal pembelian perangkat mobile. Disebutkan dalam riset yang sama, 14,8 juta smartphone telah terjual dengan harga pengeluaran US$ 3,33 miliar (Rp 39,1 triliun).
Seperti yang telah diduga sebelumnya, perangkat-perangkat Apple tidak terlalu sukses melakukan penetrasi di negara-negara tersebut. Platform Android masih berkuasa dengan raupan pangsa pasar hingga 72%. Di Indonesia, sistem operasi berlogo robot hijau ini juga telah berhasil mengalahkan BlackBerry dengan raihan market share 60%.

Sumber kasus 1 :


ANALISA KASUS
Perkembangan teknologi di dunia semakin hari semakin canggih saja, bisa dikatakan tanpa perlu keliling dunia pun – dunia sudah ada dalam genggaman kita. Dengan munculnya gadget/android dengan berbagai jenis dan ukuran dari yang ecek-ecek sampai yang berkualitas tinggi kini tersedia di pasaran, yang juga didukung dengan software berkualitas. Di sini saya tertarik dengan sebuah  kasus. Kasus mengenai negara kita yang kebanyakan orang-orangnya memang dinilai sebagai masyarakat yang “konsumtif”, lebih suka memakai daripada menciptakan.

Menurut saya, perilaku konsumtif inilah yang membuat negara kita belum juga dikatakan sebagai “negara maju”, sejak dahulu kala, masih betah saja disebut sebagai “negara berkembang”. Ini seharusnya bisa menjadi cambuk untuk kita bangkit, kita lah harusnya sebagai Warga Negara Indonesia yang ikut berperan membangun “negara berkembang” ini – akan/harus berkembang ke arah mana? Menuju negara maju kah? Atau stag menjadi negara berkembang yang sebenarnya tidak bergerak ke mana-mana.

Selama ini entah kita menyadari atau tidak, negara-negara maju yang mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang penduduknya kebanyakan konsumtif, memanfaatkan keadaan ini dengan terus menjejali masyarakat dengan produk-produk mereka, menawarkan kecanggihan ini dan itu. Sehingga kita merasa segala sesuatu yang dulu tidak mungkin terjangkau kini telah mudah terjangkau, kita terus dimanjakan oleh produk-produk mereka. Bukan hanya dibidang teknologi tetapi juga dalam bidang sandang dan pangan. Misalnya suatu kelompok yang suka saling memamerkan bahwa mereka memiliki misalnya tas, baju, sepatu, dll yang mereka beli secara impor, dan mereka sangat bangga akan hal itu. Tidak mereka sadari, untuk membangun negara ini agar perekonomiannya semakin membaik atau berkembang menuju negara maju, CINTAI LAH PRODUK DALAM NEGERI , SELAMATKAN MASA DEPAN INDONESIA. Karena dengan menggunakan produk negeri sendiri, kita telah membantu perekonomian di Indonesia. Mutu dan kualitas produk Indonesia juga tidak kalah bagusnya dengan produk luar negeri dan harganya lebih terjangkau. Dengan Indonesia yang maju, kita bisa menyelamatkan anak cucu kita kelak dari kemiskinan.

      2.    Cari kasus tentang peranan teknologi dalam mengatasi kemiskinan!

KASUS 2 :


Teknologi Informasi Untuk Penanggulangan Kemiskinan

Rabu, 29 Mei 2013  

Sumber Foto : google.com (ilustrasi)

Beritabali.com, Denpasar. Kemiskinan memang merupakan masalah umum di dunia yang dipercaya sudah seusia peradaban manusia. Dalam Deklarasi Millennium Development Goals(MDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang ditandatangani pada September 2005, terdapat 8 sasaran yang akan diupayakan tercapai pada tahun 2015 dan sasaran nomor satu adalah mengurangi kemiskinan.

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan rencana jangka panjang (Tahun 2004–2015) untuk mengatasi kemiskinan. Kabupaten-kabupaten di Bali juga menghadapi masalah yang sama, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengurangi kemiskinan.

TIK untuk Mengurangi Kemiskinan

Di tengah pesatnya perkembangan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK), berbagai jenis aplikasi TIK dimanfaatkan untuk  mempermudah dan mempertinggi kualitas hidup manusia. Namun demikian, masih belum banyak pihak yang melihat potensi TIK dimanfaatkan dalam upaya menanggulangi kemiskinan, terutama kemiskinan yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan. Padahal dengan beragam inovasi penggunaan TIK, seharusnya TIK juga dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan kemiskinan.

Pemanfaatan TIK untuk strategi pembangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Roger Harris dalam bukunya yang berjudul Information and Communication Technologies for Poverty Alleviation (2004), mencatat sekurangnya 12 strategi penanggulangan kemiskinan yang dapat dimaksimalkan dampaknya dengan menggunakan TIK sebagai alat bantu, yaitu (1) Mendistribusikan informasi yang relevan untuk pembangunan; (2) Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan (marginalized); (3) Mendorong usaha mikro (fostering microentrepreneurship); (4) Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine); (5) Memperbaiki pendidikan melalui e-learning dan pembelajaran-seumur-hidup (life-long learning); (6) Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce; (7) Menciptakan ketataprajaan (governance) yang lebih efisien dan transparan melalui egovernance; (8) Mengembangkan kemampuan; (9) Memperkaya kebudayaan; (10) Menunjang pertanian; (11) Menciptakan lapangan kerja (creating employment); dan (12) Mendorong mobilisasi sosial.

Penggunaan TIK untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia yang terwujud dalam bentuk Telecenter, Community Access Point, atau Balai Informasi Masyarakat telah mulai dilakukan oleh beberapa pihak diantaranya Bappenas, Mastel, APWKomitel, dll. Langkah ini memang telah memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
Namun demikian, konsep penanggulangan kemiskinan dengan memanfaatkan TIK belum diterima luas, terbukti dari baru sedikitnya inisiatif pembangunan yang menggunakan pendekatan tersebut. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh rendahnya tingkat keyakinan akan kemungkinan keberhasilan program penangulangan kemiskinan yang menggunakan TIK sebagai alat bantunya, tapi juga disebabkan oleh faktor ketidakpastian akan keberlanjutan program dengan cara ini.
Kebijakan beberapa Pemerintah Kabupaten di Bali untuk membangun infrastruktur jaringan hingga ke desa-desa, merupakan sebuah tonggak penting dalam upaya mengurangi kemiskinan.

Teknologi Informasi Sebagai Sarana Akses Informasi

Salah satu strategi mengurangi kemiskinan dengan pemanfaatan TIK adalah menyediakan akses informasi. Beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali sudah membangun Jaringan, mulai dari instansi pemerintahan, kecamatan, desa dan sekolah-sekolah, ke depannya tentu diharapkan bisa sampai ke komunitas-komunitas lokal seperti kelompok tani, kelompok nelayan dan kelompok usaha kecil menengah atau koperasi. Penyediaan akses informasi  bersama dalam bentuk komputer dan internet serta bentuk-bentuk TIK lainnya dalam suatu tempat, yg umumnya disebut telecenter adalah media dan cara yang paling realistis untuk menjangkau kalangan masyarakat miskin. Bentuk telecenter dapat beragam, tetapi harus berorientasi pada pembangunan.

Salah satu tantangan terbesar telecenter adalah menyediakan informasi dan layanan yang relevan untuk masyarakat, seperti informasi yang dibutuhkan para petani dan nelayan. Pak Sukad contohnya, seorang petani melon asal Pabelan Jawa Tengah, berhasil meningkatkan panen melonnya dan mengurangi biaya-biaya tanam melonnya berkat informasi yang dia peroleh dari Internet.

Agar dapat berjalan berkesinambungan, masyarakat umum juga harus dapat merasakan manfaat yang dapat ditarik dari telecenter khususnya akses informasi yang disediakan. Manfaat ini secara ekonomis dapat dirasakan melalui peningkatan penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Oleh karena itu, informasi atau layanan yang diberikan haruslah tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, diolah dalam format yang sederhana, bahasa yang dimengerti, serta disebarkan dengan media komunikasi yang ada.

Teknologi Informasi Sebagai Sarana Pengembangan SDM

Dalam konteks pengentasan kemiskinan, mengembangkan SDM merupakan program utama pembangunan. Dipercaya bahwa rendahnya inisiatif masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri adalah salah satu faktor penghambat pembangunan. Rendahnya inisiatif ini terjadi antara lain karena masyarakat tidak berdaya. Masyarakat akan lebih berdaya apabila mereka berhasil mengembangkan kemampuannya.


 
 TIK dapat memberikan sumbangan untuk mempercepat proses pengembangan kemampuan tersebut, baik itu proses pembelajaran formal maupun pelatihan. Dalam proses pembelajaran, keberadaan infrastruktur jaringan Internet dapat berperan dalam proses pembelajaran jarak jauh (e-Learning). Proses pembelajaran jarak jauh juga dapat dimanfaatkan untuk proses pelatihan bagi berbagai kelompok masyarakat, misalnya usaha kecil dan menengah, para penyuluh pertanian dan perikanan serta masyarakat umum yang ingin mendapatkan ketrampilan.

Dengan penyediaan akses informasi dan peningkatan sumber daya manusia, kita harapkan terjadi peningkatan kemampuan masyarakat di Bali khususnya dalam upaya mengurangi kemiskinan. Semoga!


Penulis: I Putu Agus Swastika, M.Kom | STMIK Primakara | @guslongbanget

Sumber kasus 2 :

ANALISA KASUS
          Kemiskinan masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, sebab masih banyak masyarakat kita yang masih terjebak dalam lingkar kemiskinan. Masyarakat yang mengalami kemiskinan bukan hanya berada di daerah pelosok yang sulit terjangkau oleh bantuan pemerintah, yang tinggal di dekat pusat pemerintahan pun banyak. Lalu KE MANA sebenarnya pemerintah itu? Katanya pemerintah itu adalah pelayan masyarakat, tetapi kenapa hanya berdiam dan terus saja memberi alasan. Daerahnya sulit dijangkau lah, warganya tidak punya KTP lah, dan lain sebagainya. Menurut saya, pemerintah sebagai pelayan masyarakat seharusnya berusaha semaksimal mungkin menjangkau seluruh masyarakatnya. Jika masyarakat miskin itu kurang mendapatkan pendidikan yang layak, maka berikan bantuan pendidikan gratis/ beasiswa. Jika tingkat kesehatan masyarakatnya rendah, maka berikanlah bantuan pengobatan gratis tanpa perlu dipersulit. Karena seperti yang pernah saya alami ketika saya berobat ke rumah sakit di daerah saya dengan pendaftaran umum (tanpa askes/jamkesmas), rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan pemerintah untuk melayani masyarakat miskin secara gratis tersebut seperti mempersulit masyarakat yang menggunakan askes/jamkesmas. Ketika itu, pasien yang mengantri sangat banyak dan kebanyakan adalah orang yang sudah lanjut usia sehingga saya pikir saya juga ikut mengantri menunggu giliran. Tapi anehnya, baru duduk beberapa menit, nama saya dipanggil oleh suster untuk segera masuk memeriksakan diri. Betapa kagetnya saya, diskriminasi terhadap orang-orang yang kurang mampu begitu terlihat saat itu. Saya mendengar beberapa orang yang sudah mengantri lebih lama dari saya memprotes kepada suster tersebut, saya juga merasa tidak enak hati. Saya benar-benar tidak habis pikir! Kenapa masyarakat miskin begitu dianggap sebelah mata, padahal kita semua sama-sama manusia, sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT. Sama derajatnya di mata Tuhan.

Mengenai peranan teknologi dalam mengatasi kemiskinan, kini teknologi sudah semakin maju dan menjangkau seluruh daerah yang tidak mungkin terjangkau, bisa terjangkau lewat dunia maya. Seperti yang disebutkan dalam sumber kasus di atas, untuk mengatasi kemiskinan, salah satunya dengan mengembangkan Sumber Daya Manusianya (masyarakatnya). Saya sependapat dengan cara tersebut, mengarahkan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan bantuan teknologi. Dengan adanya pengenalan teknologi terhadap masyarakat miskin sekiranya dapat membantu mengembangkan wawasan mereka terhadap hal-hal yang ingin mereka ketahui. Misalnya, lembaga pemerintah atau swasta mendatangi masyarakat miskin yang masih tidak mengenal teknologi (gagap teknologi) kemudian mengumpulkan masyarakat dan melakukan pengenalan, pembinaan, pengajaran,dan pengarahan tentang teknologi. Mengajari bagaimana cara mengoperasikan komputer kemudian mengadakan usaha kerja sama yang dapat membuat hidup masyarakat miskin menjadi lebih baik dan berkecukupan.

          REFERENSI: