KA’BAH
, PUSAT TATA SURYA KEHIDUPAN
Siapa
sih umat muslim yang gak tau Ka’bah ? Wah parah kalo ga tau..hehe
Hmm..
Come on guys!
Kali
ini kita akan membahas tentang wisata yang gak kalah menariknya! : )
Wisata
kita kali ini wisata rohani nih ke Ka’bah yang ada di Kota Mekkah .. : ) Siapa sih yang gak mau ke Mekkah? Semua umat
muslim pasti ingin sekali pergi ke sana.. (Aamiin Ya Allah : ) hehe )
Untuk menunaikan rukun islam
yang ke 5 , beribadah Haji .
Ka’bah, yang dikunjungi para jamaah haji, mengandung pelajaran
yang amat berharga dari segi kemanusiaan. Di sana terdapat Hijr ismail yang
arti harfiahnya pangkuan ismail berada. Di sanalah ismail, putra Ibrahim,
pernah berada dalam pangkuan ibunya yang bernama Hajar, seorang wanita hitam,
miskin, bahkan budak, yang konon kuburannya pun di tempat itu. Quraish shihab
menjelaskan bahwa Ka’bah merupakan lambang dari wujud keesaan Allah. Bertawaf
di sekekilingnya melambangkan aktivitas manusia yang tidak pernah lepas dari-Nya.
Ka’bah bagaikan matahari yang menjadi pusat tata surya dan dikelilingi oleh
planet-planetnya.
Ka’bah adalah
sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak
di tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini
adalah monumen suci bagi kaum muslim (umat Islam). Merupakan bangunan yang
dijadikan patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal hal yang bersifat ibadah
bagi umat Islam di
seluruh dunia seperti salat. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi
atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.
Sejarahwan, narator dan lainnya
memiliki pendapat berbeda tentang siapa yang telah membangun Kakbah. Beberapa
pendapat itu ada yang mengatakan Malaikat, Adam dan Syits. Dimensi
struktur bangunan kakbah lebih kurang berukuran 13,10m tinggi dengan sisi
11,03m kali 12,62m. Juga disebut dengan nama Baitullah.
Sejarah perkembangan
Kakbah yang juga dinamakan Bayt
al `Atiq (Rumah Tua) adalah bangunan yang dipugar pada masa
Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail setelah
Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah
14:37 tersirat bahwa situs suci Kakbah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim
menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Pada masa Nabi Muhammad
SAW berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum diangkat menjadi
Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir bandang
yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar
kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batuHajar Aswad pada
salah satu sudut Kakbah, namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan
itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang
dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW
diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah,
bangunan Kakbah yang semula rumah ibadah agama monotheisme (Tauhid) ajaran Nabi
Ibrahim telah berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya
diletakkan sekitar 360 berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan
politheisme bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal
sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan
bangsa Yahudi serta
ajaran Nabi Musa terhadap
kaum Yahudi, Allah Sang Maha
Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda atau
makhluk apapun jua dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya serta
tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surah
Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an).
Kakbah akhirnya dibersihkan dari patung-patung agama politheisme ketika Nabi
Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan
sebagai rumah ibadah agama Tauhid (Islam).
Selanjutnya bangunan ini diurus
dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai
pemegang kunci kakbah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh
pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah,
Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki,
sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang
bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Bangunan Ka’bah
Gambar ruang bangun
disertai rincian ukuran Kakbah.
Pada awalnya bangunan Ka’bah
terdiri atas dua pintu serta letak pintu Ka’bah terletak di atas tanah, tidak
seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Pada saat Muhammad SAW
berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada
Kakbah akibat bencana banjir. Pada saat itu terjadi kekurangan biaya.
1.
Alih Templat : Butuh
rujukan maka bangunan Ka’bah dibuat hanya satu pintu. Adapula
bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan Ka’bah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi
tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi Kakbah. Saat itu pintunya dibuat
tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang
bisa memasukinya, karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang
dimuliakan oleh bangsa Arab saat itu.
Nabi Muhammad SAW pernah
mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Kakbah karena kaumnya baru saja
masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam sebuah hadits perkataannya:
"Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan aku
turunkan pintu Ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke
dalam Ka’bah", sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu
dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad SAW, yaitu diatas pondasi Nabi
Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa
daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang)
dan Palestina,
terjadi kebakaran pada Kakbah akibat tembakan peluru pelontar (onager)
yang dimiliki pasukan Syam. Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi
khalifah, melakukan renovasi kembali Kakbah berdasarkan bangunan di masa Nabi
Muhammad SAW dan bukan berdasarkan pondasi Nabi Ibrahim. Kakbah dalam sejarah
selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan
dan karena umur bangunan.
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al
Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana
untuk merenovasi kembali kakbah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan
Nabi Muhammad SAW. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka
yakni Imam Malik karena
dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para
penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Kakbah tetap sesuai masa renovasi
khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.
Penentuan arah kiblat
Untuk menentukan arah kiblat
dengan cukup presisi dapat dilakukan dengan merujuk pada kordinat Bujur /
Lintang dari lokasi Kakbah di Mekkah terhadap masing-masing titik lokasi
orientasi dengan menggunakan perangkat GPS. Untuk kebutuhan
tersebut dapat digunakan hasil pengukuran kordinat Ka'bah berikut sebagai
referensi penentuan arah kiblat. Lokasi Ka’bah,
·
21°25‘21.2“ Lintang Utara
·
039°49‘34.1“ Bujur Timur
·
Elevasi 304 meter (ASL)
Adapun cara sederhana dapat pula
dilakukan untuk melakukan penyesuaian arah kiblat. Pada
saat-saat tertentu dua kali satu tahun, Matahari tepat
berada di atas Mekkah (Ka’bah).
Sehingga jika pengamat pada saat tersebut melihat ke Matahari,
dan menarik garis lurus dari Matahari memotong ufuk/horizon tegak
lurus, pengamat akan mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa
harus melakukan perhitungan sama sekali, asal pengamat tahu kapan tepatnya Matahariberada
di atas Mekkah.
Tiap tahun, Matahari berada
pada posisi tepat di atas Mekkah pada tanggal 28 Mei pukul
16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul
16:27WIB.
Bumi berputar pada
sumbu rotasinya dengan
periode 24 jam.
Bagi pengamat yang berada di Bumi, efek yang diamati dari gerak rotasi adalah
benda-benda langitterlihat
seolah-olah berputar mengelilingi Bumi dengan arah
gerak berlawanan dengan arah rotasi Bumi. Bintang-bintang terlihat bergerak dari timur ke barat. Ini mirip dengan
gerak pohon-pohon yang
diamati saat mengendarai mobil, seolah-olah pohon-pohon itu
bergerak berlawanan arah dengan gerak mobil. Efek rotasi ini
menyebabkan pengamat mengamati benda-benda langit (termasuk Matahari)
terbit di timur dan
terbenam di barat.
Sementara itu, Bumi mengedari Matahari dengan
periode 1 tahun.
Akibatnya, relatif terhadap bintang-bintang pada bola langit, Matahari sendiri
terlihat berubah posisinya dari hari ke hari, dan setelah satu tahun, kembali ke posisi
semula. Matahari bergerak
kurang lebih ke arah timur. Namun karena bidang edar Bumi(ekliptika)
tidak sebidang dengan bidang rotasi Bumi (Ekuator langit), maka gerak Matahari tadi
pun tidak tepat ke arah timur, tetapi membentuk sudut 23,5º,
sesuai dengan besar sudut antara ekliptika dan ekuator langit.
Dari Bumi, pengamat melihat
seolah-olah Matahari mengitari Bumi. Pengamat melihat Matahari mengitari Bumi pada bidang ekliptika.
Karena Bidang ekliptikamembentuk sudut terhadap
bidang ekuator Bumi, dalam interval satu tahun itu, Matahari pada
satu saat berada di utara ekuator, dan disaat yang lain berada diselatan ekuator. Matahari bisa
sampai sejauh 23,5º dari ekuator ke arah utara pada sekitartanggal 22 Juni.
Enam bulan kemudian,
sekitar tanggal 22 Desember, Matahari berada
23,5º dari ekuator ke
arah selatan.
Antara 22 Juni dan 22 Desember, Matahari bergerak
ke arahselatan ekuator,
bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Sedangkan antara tanggal 22 Desember dan 22 Juni, Matahari bergerak
ke arah utara ekuator.
Karena gerak tahunannya tersebut
dikombinasikan dengan gerak terbit terbenam Matahariakibat rotasi Bumi, maka Matahari menyapu
daerah-daerah yang memiliki lintang antara
23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di permukaan Bumi yang memiliki lintang dalam
rentang tersebut, Matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih tepat
di atas kepala.
KarenaMekkah memiliki lintang 21º
26' LU, yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas, maka dua kali
dalam setahun, Matahari akan tepat berada di atas kota Mekkah. Kapan
hal ini terjadi, bisa dilihat dalam almanak,
misalnya Astronomical Almanac.
Penentuan arah kiblat dengan
cara melihat langsung posisi Matahari seperti
yang disebutkan di atas (pada tanggal-tanggal tertentu
yang disebutkan di atas), tidaklah bisa dilakukan di semua tempat. Sebabnya
karena bentuk Bumi yang bundar. Tempat-tempat yang
bisa menggunakan cara di atas untuk penentuan arah kiblatadalah
tempat-tempat yang terpisah dengan Mekkah kurang
dari 90º. Pada tempat-tempat yang terpisah dari Mekkah lebih
dari 90º, saat Matahari tepat berada di Mekkah, Matahari (dilihat
dari tempat tersebut) telah berada di bawah horizon.
Misalnya untuk posisi pengamat di Bandung,
saat Matahari tepat
di atas Mekkah (tengah
hari), dilihat dari Bandung, posisi Matahari sudah
cukup rendah, kira-kira 18º di atas horizon.
Sedangkan bagi daerah-daerah di Indonesia Timur, saat itu Matahari telah
terbenam, sehingga praktis momen itu tidak bisa digunakan di sana. Bagi
tempat-tempat yang saat Matahari tepat berada di atas Kakbah, Matahari telah
berada di bawah ufuk/horizon,
bisa menunggu 6 bulan kemudian.
Pada tiap tanggal 28 November 21:09
UT (29 November 04:09
WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29
WIB), Matahari tepat
berada di bawah Ka’bah. Artinya, pada saat tersebut, jika pengamat
tepat menghadap ke arahMatahari, pengamat tepat membelakangi arah kiblat. Jika
pengamat memancangkan tongkat tegak lurus, maka arah jatuh bayangan tepat
ke arah kiblat.
Kalian tau gak guys ????????
Hal ini menjadi penyebab bahwa orang-orang
yang tinggal di Makkah, dipercaya bahwa mereka cenderung lebih sehatdibanding orang-orang dari Negara yang lain karena
kehidupan mereka tidak banyak dipengaruhi oleh kekuatan gravitasi. Dan
kerena itulah apabila kita mengelilingi Ka’bah, seolah-olah kita seperti
discharge ulang oleh suatu energymisterius entah darimana asalnya dan hal
ini adalah merupakan fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah. Dalam
penelitian yang lain mengungkapkan bahwa batu yang bernama Hajar Aswad, adalah
merupakan batu yang tertua di dunia dan mengapung apabila diletakkan di atas
air.
Hajar
Aswad
yang berasal dari Ka’bah serta pihak Museum
tersebut juga mengatakan bahwa bongkahan-bongkahan batu tersebut bukan berasal
dari system tata surya kita.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda :
“Hajar Aswad itu diturunkan dari Surga,
warnanya lebih putih daripada susu, dandosa-dosa anak cucu adamlah
yang menjadikannya hitam”
Dengan demikian telah membuktikan bahwa
tidak ada keraguan lagi atas apa-apa yang ALLAH Ta’ala turunkan dalam kitabnya
yaitu Al Qur’an yang mengandung banyak pengetahuan sains dan modern, demikian
pula dengan sunnah – sunnah Rasulullah yang menerangkan atas kalimat-kalimat wahyu dari ALLAH
Subhana wa Ta’ala Rabb sekalian alam.
Sumber
:- http://id.wikipedia.org/wiki/Kakbah
www.mulkisprei.com
BalasHapus