Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang tidak mudah menyerah! Semangaaaaaaaaaaaaaat! :)

Minggu, 27 April 2014

KEUNTUNGAN DALAM BERWIRAUSAHA

KEUNTUNGAN DALAM BERWIRAUSAHA


Dalam usaha berwirausaha, wirausahawan pastinya akan mendapatkan keuntungan. Selain wirausahawan, pihak yang mendapat keuntungan lainnya adalah pembeli/pelanggan (costumer).

KEUNTUNGAN DARI SISI WIRAUSAHAWAN :

a.   MENDAPATKAN PENGALAMAN
Selain untuk mendapatkan keuntungan, tentunya tujuan orang berwirausaha adalah ingin menambah pengalaman. Mendapatkan ilmu-ilmu baru yang bisa diaplikasikan untuk kemajuan usahanya.

b.  MENGHASILKAN PENDAPATAN
Ini adalah keuntungan yang sudah pasti diharapkan oleh para wirausahawan. Diharapkan pendapat yang dihasilkan tidak hanya sekedar “pulang pokok/impas/balik modal”, tapi juga lebih. Demi kemajuan dan pengembangan usahanya.

c.   MENGAPLIKASIKAN IDE
Para wirausahawan sebelum memulai usaha pasti memikirkan lebih dulu secara matang, apa kira-kira yang akan mereka usahakan/tawarkan kepada konsumen. Dengan adanya usaha yang kita jalani, berarti kita telah berhasil mengaplikasikan ide/menjadikan nyata ide kita pada produk yang kita tawarkan. Tidak hanya berhenti di situ, seiring perkembangan musim dan zaman, ide-ide baru pasti akan muncul dan para wirausahawan bisa lebih kreatif mengembangkan usahanya agar tidak monoton.

d.  MEMPERBANYAK RELASI
Dengan adanya usaha yang kita jalankan, tentunya memerlukan bantuan distributor untuk memasarkan atau memperkenalkan produk kita kepada masyarakat luas. Selain itu, sebuah usaha juga akan sulit berkembang apabila tidak ada bantuan dari pihak lain.

 Misalnya, sebuah perusahaan mengeluarkan produk alat rumah tangga. Untuk bisa menjangkau masyarakat luas pasti memerlukan pengiklanan dan testimoni kepada para ibu rumah tangga agar mereka mengenal, mempercaya, dan membeli produk tersebut. Perusahaan pasti akan mendatangi bagian periklanan dan menjalin relasi.

KEUNTUNGAN DARI SISI KONSUMEN/PEMBELI:

KEBUTUHAN TERPENUHI
Sebuah produk yang dicari oleh para pembeli biasanya adalah produk yang mempermudah pekerjaan mereka dan mudah penggunaannya (praktis & efisien). Jika para wirausahawan menciptakan produk yang bisa memenuhi kebutuhan pembeli, itu pasti akan menjadi incaran dan menguntungkan konsumen.




Minggu, 20 April 2014

BE YOURSELP !

BE YOURSELP!
oleh
Meilani Yunda Pratiwi



          Pada suatu hari, hiduplah seorang pemuda labil bernama Bangun. Kebanyakan remaja, memang masih mengalami masa-masa labil di dalam hidupnya. Beruntung, Bangun memiliki dua sahabat baik bernama Bangkit dan Bintang yang bisa mengerti kelabilannya.

          “Kit, gue pengen banget eksis dan dikenal sama semua mahasiswa kaya si Joy! Tapi gimana yak caranya?” Ucap Bangun sambil mengelus dagunya dan melihat ke arah Joy yang sedang dikerumuni banyak cewek dan siluman setengah cewek.

          “Ah, lu dari dulu nanya mulu, kagak ada action! Lagian si Joy udah dari sononya terlahir kaya raya dan punya wajah nampan. Mana bisa, lu nyaingin dia.” Bangkit mencibir.
          “Tampan keleus. Coba kucek mata lu dulu, dia tampan diliat darimananya?” Bangun memicingkan matanya.

          “Diliat dari puncak Monas pake sedotan aqua gelas.” Ucap Bangkit tanpa ekspresi. Membuat Bangun sontak tertawa membayangkannya.

          “Hahaha! Bisa jadi, bisa jadi.” Bangun manggut-manggut sambil tertawa.

***
Joy memasuki lobi kampus saat segerombolan cewek tulen dan siluman setengah cewek menyerbunya. Dengan tampang maskulin dan status sosial tinggi yang dimilikinya, membuat dia  banyak digandrungi kaum hawa yang sekedar naksir sampai yang tergila-gila padanya.

“Aaaaaaa… Joy! Nanti siang makan bareng yuuuk?” Ucap seorang cewek mengguncang lengan Joy.

“Joooy! Makan bareng sama aku aja, ya?” Ujar cewek lainnya.

“Joy ganteng, sama akika aja ya. Dijamin deh endes!” Ucap salah seorang siluman setengah cewek yang bernama Mince.

Melihat dua onggok cowok tengah melihat lekat ke arahnya, Joy menghampiri mereka sambil mengusir para penggemarnya.

***
“Udara pengap banget ya pagi-pagi udah ngeliat muka dua sejoli ini.” Ujar Joy masih dengan gaya sok coolnya disertai senyum meremehkan.

Bangun seketika bangkit dari duduknya karena tersulut emosi, “Maksud lu apa?”

“Kenapa lu Joy? Ada masalah sama kita?” Bangkit memegangi bahu Bangun agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

“Gue mau ngasih peringatan buat lu, supaya jauh-jauh deh dari cewek idaman gue, si Bintang!” Telunjuk Joy mengarah kepada Bangun.

“Terserah gue dong, mau deket sama satpam kek, Bintang kek. Ini negara demokrasi coy! Setiap warga negara berhak menentukan pilihannya.” Bangun mengeluarkan jurus hafalan UUD ’45 andalannya. Efek dari hukuman menghafal pasal karena hobinya tidur di kelas.

“Udahlah, nggak usah bawa-bawa UUD. Siapa nama lu? Bangun? Bangun dari kubur? Haha.” Ejek Joy. “Inget ya, gue Joyo Kencono! Pewaris tunggal harta kekayaan Joko Kencono. Jauhin Bintang Kejora gue, kalo nggak, lu bakal tamat!” Ancam Joy sambil beranjak pergi.

“Eh, Koyo cabe Kencono! Gue nggak takut sama anceman lu!” Teriak Bangun pada Joy. “Lo seharusnya malu, semua yang lu pamerin itu harta bokap lu, bukan harta hasil keringat lu!”

“Udahlah, nggak usah lu ladenin. Ribut sama dia bikin capek doang tau nggak.” Ujar Bangkit menasehati Bangun.

Joy kembali dan menarik kerah baju Bangun, “Nama gue, JOY! Harta bokap gue itu harta gue juga! Kenapa? Masalah buat lu? Hah?!” Ucapnya dengan keras lalu mengenyahkan kerah baju Bangun dengan kasar. Rasa iri Bangun terhadap ketenaran Joy seketika sirna saat mengetahui kelakuannya yang minus.

***
“Ganteng dan tenar, tapi kelakuan minus! Lu masih pengen ikut-ikutan tenar kaya si Joy?” Ucap Bangkit sambil bercermin merapikan model rambutnya yang dibikin mirip Lee Min Ho, aktor Korea favorit pacarnya.

“Gue jadi bimbang bambang nih. Tapi bagian di dalam hati kecil gue yang paling kecil, masih bermimpi jadi tenar. OK! Gue pasti bisa tenar tanpa harus ngikut-ngikut gayanya si Koyo cabe.” Bangun pun bangkit dari duduknya.

“Terus, masalah Bintang Kejora gimana coy?” Tanya Bangkit masih fokus dengan cerminnya.

“Sotoy aja tuh si Koyo cabe. Gue sama Bintang selama ini ya kaya gue sama lu, Kit. Kita sahabat doang.”

“Menurut lu mungkin cuma sahabat, tapi emang lu tau gimana menurut Bintang? Cewek terkadang emang susah buat nyatain perasaan ke temennya. Apalagi kalo temenannya udah akrab banget.”

Bangun mulai jijik melihat kelakuan Bangkit yang absurb. “Kit, lu beneran kan masih cowok tulen? Ngaca mulu luh! Jadi Mince, baru tau rasa! Haha.”

Bangkit spontan melempar kaca yang sedari tadi dipegangnya. “Aduh cyin, khilaf gue. Haha.” Bangkit menirukan gaya Mince berbicara. Bangun berhasil mengalihkan pembicaraan.

***
“Kit, nih, gue kemaren ke toko buku dan nemu buku ‘Cara Jitu Menjadi Tenar’. Kita coba deh satu-satu.” Bangun membacanya dengan antusias.

Bangkit pun ikut membacanya, “Dimulai dari hal yang sederhana, tebarlah selalu senyuman juga keramahan meskipun kepada orang yang tidak kamu kenal.”

Datanglah Bintang mengagetkan keduanya yang sedang serius membaca, “Hayooo kalian lagi ngapaiin?” Suara Bintang yang menggelegar berhasil membuat buku di tangan Bangun pun terlempar.

“Buseeet, nih cewek suaranya udah kaya toa masjid aja!” Runtuk Bangkit mengelus-elus telinganya sama seperti Bangun.

“Hahaha! Pada serius amat. Baca apaan sih?” Bintang mengambil buku yang terjatuh ke lantai. “Cara Jitu Menjadi Tenar? Siapa yang pengen tenar? Kalian? Hahaha.” Bintang menertawakan kedua sahabatnya itu.

“Bintang, DIEM LO!” Bangun tiba-tiba membentak Bintang. Seketika Bintang menghentikan tawanya dan suasana jadi hening.

“Jangan ketawa! Nanti lo tambah manis! Hahaha.” Kini giliran Bangun yang menertawai Bintang. Bangkit hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya.

Bintang masih terdiam menutupi wajahnya dengan buku tadi karena takut ketahuan kalau pipinya bersemu merah. “Dasar!” Hanya itu kata yang bisa terucap dari bibirnya.

Bangun pun mencoba mengambil bukunya kembali dari tangan Bintang, dan dia berhasil merebutnya. Bangun tidak menyadari semu merah di pipi Bintang, tapi Bangkit menyadarinya.

“Ciee, Bintang, pipi lu merah gitu. Kena gombalannya si Bangun lu ye?” Goda Bangkit pada Bintang.

“Apaan lu, Kit! Pipi gue merah gara-gara kena hawa dingin keleus.” Bintang menutupi kedua pipinya dengan tangan.
***
Usaha Bangun ingin tenar pun terus berlanjut. Ada beberapa cara yang gagal tetapi ada juga yang berhasil. Segala resiko dan efek ingin jadi tenar pun diterimanya. Dari menebar senyum ke semua orang sampai dianggap kurang waras. Bahkan di teriakin copet gara-gara maksa pengen bantuin ibu-ibu dosen bawa tasnya. Di lain hari, Bangun berdandan ala ustadz yang tenar di televisi, dengan kopiah dan baju kokonya.

“Assalamu’alaikum, Ahlan Wa Sahlan! Kaifaa Haluuq saudaraku?” Seru Bangun dengan lantang di hadapan banyak mahasiswa dengan cengkok ala orang arab yang dibuat-buat.
“Hahaha.” Seisi kampus tertawa melihat ulah Bangun untuk kesekian kalinya. Dia memang benar-benar mempraktekan tips yang ada dibuku miliknya itu.

“Wa’alaikumsalam, ya Bangun dari kubur! Haha. Gimana pun caranya lu usaha pengin tenar kaya gue, lu itu nggak akan pernah bisa!” Cibir Joy berlalu pergi sambil sengaja menabrakkan bahunya pada Bangun.

Bangun terpancing emosi. Beruntung, Bangkit serta Bintang datang di saat yang tepat dan segera menahan Bangun yang ingin mengejar Joy.
***
“Duh, Pak Ustadz, kenafa ente jadi begini?” Bangkit keheranan.

 “Udahlah, apa sih tujuan lu kalo emang nanti lu bisa tenar di kampus ini?” Bintang memukul bahu Bangun dengan pelan.

“Yaa, awalnya gue emang iri sama ketenarannya si Koyo cabe. Tapi gue udah punya tujuan sendiri. Gue ingin dikenal sebagai orang yang berharga dan berguna buat kampus ini, kalo jadi ustadz begini kan biar kaya yang di TV itu.”

“Lu mahasiswa bukan sih? Pikiran lu mesti dibenerin kayanya! Eh, kalo ustadznya macem kaya lu, siapa yang mau jadi ustadzahnya? Haha!” Bintang mencibir.

“Kan ada lo.” Sahut Bangun sambil berlalu, tanpa mempedulikan efek perkataannya terhadap Bintang.

Untuk kedua kalinya pipi Bintang bersemu merah.
***
Bangun sudah lelah, dia sudah capek mengikuti anjuran buku yang sampai kini tidak juga membuatnya menjadi tenar. Dia berjalan lesu menuju pintu masuk lobi dan melihat adegan ala telenovela yang terjadi di hadapannya.

“Bintang, aku adalah hamparan langit yang mendambakan sinarmu sejak dulu. Aku ingin kamu jadi satu-satunya penerang hatiku, terimalah cintaku, Bintang.” Joy berlutut di hadapan Bintang sambil memberikan bunga Kamboja.

“Sori, Joy. Gue nggak bisa jadi Bintang penerang lu. Karena gue adalah bintang jatuh yang udah jatuh ke dalam hati orang lain. Lagian, gue juga nggak suka bunga Kamboja, itu kan buat kuburan.”

Mendengar penolakan itu, Joy pun kecewa. “Sial! Gue ketipu tukang bunga!”
***
“Bangun, muka lu kenapa? Kok ditekuk kaya origami gitu?” Bintang mencoba melucu namun Bangun hanya menoleh lalu melanjutkan langkahnya.

Keduanya pun akhinya duduk di sebuah kursi yang disediakan di lobi kampus.

“Gue galau, nggak tau harus gimana lagi biar bisa tenar.” Ucap Bangun datar.

“OK! Dengerin gue baik-baik karena gue nggak bakal ngulangin lagi.” Bintang pun berdehem sesaat. “Bangun, sebenernya lo nggak perlu susah-susah ngikutin semua anjuran dari buku itu. Semua itu jadi nggak penting! Kalo lo ngelakuin apapun, tapi jadi orang lain. Cukup jadi diri lo sendiri. Gue jadi sahabat lo, karena lo menjadi diri lo sendiri. Lo ingin membuat diri lo berguna untuk kampus ini, buatlah prestasi pake usaha lo. Ingat! Be yourself.” Lalu Bintang tersenyum dengan manis.

Bangun pun hanya bisa tercengang mendengar petuah dari Bintang ditambah lagi dengan senyum manis yang tersungging di wajahnya.

Bintang melihat jam tangannya, “Waduh! Gue ada kelas nih, cin. Gue duluan yah! Daah~” Bintang pun berlari meninggalkan Bangun yang masih tercengang.

Beberapa saat kemudian Bangun pun tersadar lalu membuka panduan terakhir di buku sakti miliknya itu, “Ketika semua cara di halaman sebelumnya telah kamu coba, kami yakin kamu tidak akan berhasil menjadi dikenal atau terkenal (tenar) seperti orang lain! Karena sesungguhnya, proud to be yourselp itu yang paling penting! Jadilah dirimu sendiri, niscaya kamu akan tenar.”

“Sialan! Ini buku, sialan tapi ada benernya juga. Hah!” Bangun pun melempar buku itu saking kesalnya.

Buku itu terlempar dan mengenai seseorang yang tengah berjalan ke arah Bangun. “Aduh! Siake!” Ucap Bangkit sambil mengelus-elus lengannya karena terkena lemparan buku sakti.

“Woy, Bangun! Wah, nggak kira-kira lu. Kena gue nih.” Sungut Bangkit.

“Wahaha. Sori, Kit! Gue kesel banget soalnya sama itu buku!”

“Emang naha? Kenapa?” Bangkit mengernyitkan dahi.

“Lu baca aja halaman terakhirnya.” Bangun memanyunkan bibirnya. Bangkit pun membacanya dan seketika tertawa.

“Hahaha! Ini sih namanya pembeli buku yang kurang jeli. Tapi ko tulisannya be yourselp ya?” Tawa Bangkit.

“Tau deh, salah ketik kali penulisnya. Atau mungkin penulisnya orang Sunda.” Bangun menaikkan bahunya.

“Walaupun ngeselin, tapi ada benernya juga tuh buku. Dan sama banget dengan kata-kata yang disampein sama Bintang ke gue.” Ujar Bangun lagi dengan senyuman.

“Memangnya Bintang teh ngomong naon?” Mendadak Bangkit berbahasa Sunda.

“Bintang ngasih nasehat kaya apa yang dibilang buku itu.”

“Bagus dong! Kita memang harus ‘be yourselp’! Haha.”

“Kesambet apa lu tiba-tiba pake bahasa Sunda?” Bangun keheranan.

“So, apa hikmah yang lu dapet dari kejadian ini?” Bangkit merangkul pundak Bangun.

“Gue hanya perlu menjadi diri gue sendiri, itu udah cukup. Be yourselp! Haha!” Bangun pun siap untuk menjalani hari-hari selanjutnya tanpa harus membaca buku panduan apapun. 

Karena menjadi diri sendiri itu lebih baik. : )


KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN

sumber gbr: citrapreneurship.com

A.PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.
Kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan pendapatan untuk pihak wirausahawan. Kewirausahaan merupakan kegiatan menjual, menawarkan, mempromosikan suatu barang/produk yang baru (menciptakan hal baru dengan kreasi, inovasi dan keahlian yang dimiliki) kepada masyarakat luas dan bisa juga dilakukan terhadap produk lama yang sudah lama dikenal.

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN MENURUT PARA AHLI

a.  Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.

b.  Menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.

c. Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

d.  Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

e.  Kewirausahaan menurut David E. Rye (1996: 6) adalah suatu pengetahuan terapan dari konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko dalam merubah atau memproses sumber daya menjadi output yang bernilai tambah tinggi (value edded). Perubahan ini dilakukan melalui menciptaan diferensiasi, standarisasi, proses dan alat desain dalam menciptakan pasar dan pelanggan baru.

B. WIRAUSAHAWAN

Wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas kewirausahaan. Orang ini dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

    3 Jenis perilaku wirausahawan :

1. Memulai inisiatif
Memulai inisiatif berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha.

2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya. Wirausahawan juga harus bisa berorientasi terhadap masa depan.

3. Menerima resiko
Seorang wirausaha juga harus bisa menerima segala resiko dalam menjalankan usahanya yaitu suatu kegagalan dalam usahanya.

C.  KUNCI PENTING SEORANG WIRAUSAHAWAN

1.   Menggali diri

Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakternya, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Karakter adalah inti, diri yang diperumpamakan seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Karakter dalam diri seseorang tersebut membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki kreativitas yang lebih rendah.
2.  Berani memulai, artinya tidak perlu menunggu nanti, besok, atau lusa.
3.  Berani menanggung resiko, artinya tidak perlu takut mengalami kerugian.
4.  Seorang entrepreneur harus mampu menyusun suatu rencana sekarang dan ke depan sebagai pedoman dan alat kontrol baginya.
5.  Setiap tindakan yang dilakukan penuh perhitungan dan pertimbangan matang. Tidak bertindak gegabah dalam melangkah atau mengambil keputusan.
6.  Tidak cepat putus asa, seorang pengusaha dituntut untuk selalu haus kemajuan dan selalu merasa kurang.   Kemudian, pantang menyerah apalagi berputus asa.
7.  Setiap tindakan harus selalu diiringi dengan sikap optimis dan penuh keyakinan karena ini merupakan motivasi untuk melangkah maju.
8.  Memiliki etika & moral sebagai benteng untuk berwirausaha agar menjadi sukses.
9.  Memiliki tanggung jawab, artinya wirausahawan selalu bertanggung jawab terhadap aktivitas yang ia lakukan terhadap semua pihak.

D. KARAKTERISTIK SEORANG WIRAUSAHAWAN MENURUT Mc Clelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5. Rangsangan oleh umpan balik
6. Aktivitas energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang

E. HAL-HAL YANG MEMBERIKAN POTENSI BAGI KEWIRAUSAHAAN

Berikut adalah Karakteristik Wirausahawan yang sukses dengan n Ach (kebutuhan untuk berprestasi) tinggi:

·   Kemampuan inovatif
·   Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
·   Keinginan untuk berprestasi
·   Kemampuan perencanaan realistis
·   Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
·   Obyektivitas
·   Tanggung jawab pribadi
·   Kemampuan beradaptasi
·    Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

F. TIGA KEBUTUHAN DASAR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN TUJUAN
    EKONOMI MENURUT Mc Clelland :

1.   Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach)

Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu wirausahawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
Contoh: Wirausahawan yang mengharapkan pujian dan respon baik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasi atau keberhasilannya dalam menjalankan usahanya.

2.   Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill )

Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku pegawai dalam bekerja atau mengelola organisasi kewirausahaannya.

Contoh: 
Wirausahawan yang ingin memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya maupun para pelanggannya.


3.  Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow )

Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Contoh: Pegawai yang mau diatur
oleh seorang wirausahawan, sehingga wirausahawan tersebut cukup berkuasa di bidang masing-masing.

G. SUMBER-SUMBER GAGASAN DALAM IDENTIFIKASI PELUANG USAHA BARU

Tedapat dua jenis orientasi yang merangsang penelusuran peluang usaha
baru yaitu perangsang orientasi eksternal, dan perangsang orientasi internal. Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi Eksternal, sedangkan Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang usaha baru.

orientasi internal di dapat dari:
1. Konsumen, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi minat konsumen, memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.

2. Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.

3. Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.

4. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan munculnya suatu gagasan tentang usaha baru.

5. Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.

H. ANALISA PULANG POKOK

Analisa Pulang Pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.
Analisa ini juga merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi).

Unsur dasar analisa pulang pokok :
  1. Biaya tetap : biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
  2. Biaya variabel : biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
  3. Biaya total : keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi dalam proses input otput.
  4. Pendapatan total : keseluruhan perkiraan pendapatan yang didapatkan dari hasil penjualan dengan jumlah minimal memenuhi posisi pulang pokok/balik modal.
  5. Keuntungan : ketika pendapatan perusahaan hanya mencapai posisi impas, diharapkan masih ada laba dari usaha tersebut demi produksi agar terus berjalan.
  6. Kerugian : segala jenis bentuk usaha tidak luput dari suatu tahap yaitu “mengalami kerugian”. Meskipun perusahaan bisa mencapai posisi pulang pokok, namun perusahaan tetap merasa mengalami kerugian dengan tidak adanya laba yang bisa didapatkan.
  7. Titik pulang pokok : Saat di mana perusahaan berhasil mencapai posisi yang membuat mereka merasa “aman” karena setidaknya modal mereka bisa kembali meskipun tidak mendapatkan laba.

I. WARALABA (FRANCHISE)

          Definisi Franchise (Waralaba) menurut para ahli :

a.   Menurut Blake & Associates (Blake, 1996), kata franchise berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti bebas. Pada abad pertengahan franchise diartikan sebagai hak utama atau kebebasan (Sewu, 2004, p. 15).

b.  Menurut Winarto (1995, p. 19) Waralaba atau franchise adalah hubungan kemitraan yang usahanya kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen.

c.   Waralaba menurut PP RI No. 42 Tahun 2007 tentang waralaba, (Revisi atas PP No. 16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 259/MPR/Kep/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba), waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

Hak Guna Paten adalah pengaturan secara formal dalam suatu hubungan / cara bisnis, dimana perusahaan franchise (pemilik hak guna paten) memberi hak istimewa kepada franchisee (perusahaan pengguna hak guna paten), untuk menggunakan nama, logo, produk, prosedur operasi, dsb.

Hak guna paten merupakan persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran royalti dan menyesuaikan diri dgn prosedur operasi standar.

Jenis-jenis hak guna paten (franchise):
  1. Franchise untuk mendistribusikan hasil produksi.
  2. Franchise yang menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dll.
  3. Franchise yang menawarkan jasa seperti agen pribadi, konsultasi pajak dan real estate.
Jenis/Bentuk Franchise

Menurut Mohammad Su’ud ( 1994:4445) bahwa dalam praktek franchise terdiri dari empat bentuk:

1.   Product Franchise
Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari petnernya dengan pembatasan areal.

2.  Processing or Manufacturing Frinchise
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

Contoh: Suatu bentuk franchise dimana PT Ramako Gerbangmas membeli dari master franchise yang mengeloia Mc Donald‘s di Indonesia yang hanya memberi know how pada PT Ramako Gerbangmas tersebut untuk menjalankan waralaba Mc Donald’s.

3.  Bussiness Format atau System Franchise
Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc Donald’s dengan membuat variasi produknya dalam bentuk paket.

4.  Group Trading Franchise
Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

J. PEMASARAN LANGSUNG

Pengertian pemasaran langsung : merupakan proses penyampaian pesan maupun produk kepada pelanggan, melalui berbagi media.

Pemasaran langsung : aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos, atau kunjungan dari calon pelanggan secara langsung.

Teknik dalam pemasaran langsung :
a. kiriman pos langsung
b. telemarketing
c. penjualan door to door

Teknik alternatif pemasaran langsung :
1.   Periklanan terklasifikasi
2.  Periklanan display
3.  Kiriman pos langsung
4.  Katalog penjualan
5.  Pemasaran tanggapan langsung media

K. BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN

Bentuk kepemilikan perusahaan :

a. Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) :

a)    Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang.
b)   Pemilik tidak perlu membagi laba.

b. Kongsi

a)    Ada perjanjian tertulis.
b)   Dimiliki 2 orang atau lebih.
c)    Umur perusahaan terbatas.
d)   Pemilikan bersama atas harta.
e)    Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.

c.  Perusahaan Perseroaan

a)    Perusahaan dengan badan hukum.
b)   Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki.
c)     Pemilikan dapat berpindah tangan.
d)   Eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

L. BERAKHIRNYA USAHA

      KEPAILITAN
       Suatu kondisi dimana sebuah institusi bisnis tidak mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya

             Alternatif penyelesaian kepailitan :

a.    LIKUIDASI
          Pembubaran perusahaan sbg badan hukum yg meliputi pembayaran kewajiban kpd para kreditor dan pembagian harta yg tersisa kpd para pemegang saham (persero). (Pengertian menurut KBBI)
           Menurut Kamus Perbankan, likuidasi adalah pembubaran perusahaan dengan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, dan perlunasan utang serta penjelasan sisa harta atau utang antara para pemilik.

b.    REORGANISASI
           Reorganisasi adalah reorganization yaitu perubahan garis kewenangan, struktur organisasi, struktur keuangan dan perubahan lainnya yang ditujukan untuk memperbaiki struktur manajemen dan keuangan suatu organisasi. (Menurut BI)

c.    RESCHEDULING
           Rescheduling adalah penyelamatan kredit dengan menjadwal ulang jangka waktu pembayaran, yang pada umumnya dilakukan adalah perpanjangan jangka waktu dengan tujuan angsuran debitur lebih kecil sesuai kemampuan. Secara umum fasilitas yang diperpanjang adalah :
 - Cash flow masih ada namun berkurang, usaha masih jalan.
- Selama menunggak masih melakukan pembayaran namun jumlah tidak
   mencukupi.
 - Debitur beritikad baik.
 - Penilaian ulang agunan masih mengcover.
 - Debitur mempunyai dana untuk membayar.

 STRATEGI SELAMA REORGANISASI
      Aktivitas-aktivitas positif yang dapat dilakukan wirausaha dalam masa reorganisasi :

         Berinisiatif membuat rencana-rencana keuangan baru
         Menjual rencana keuangan tersebut kepada kreditor yang dijamin
         Berkomunikasi dengan baik kepada kelompok kreditor
         Menghindari pengeluaran secara ketat

MEMPERTAHANKAN OPERASI USAHA
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan resiko kegagalan bisnis, yaitu :
         Optimisme berlebihan ketika bisnis sedang sukses
         Tidak rajin membuat rencana-rencana pemasaran dengan tujuan yang jelas
         Tidak membuat proyeksi arus kas dan selalu memupuk modal / kapitalisasi
         Selalu terbelakang dalam persaingan pasar
         Tidak dapat mengidentifikasikan hal-hal yang membuat perusahaan dalam kondisi bahaya

TANDA-TANDA KEPAILITAN
         Kelalaian manajemen keuangan sehingga tidak dapat menjelaskan tentang pembelanjaan keuangan perusahaan
         Pimpinan tidak bisa mendokumentasikan dan menjelaskan transaksi besar
         Pelanggan diberi potongan harga tinggi untuk memperbaiki arus kas yang buruk
         Kontrak bisnis yang masuk dibawah jumlah standar untuk hasilkan kas
         Bank meminta pelunasan hutang-hutangnya
         Orang-orang kunci bisnis meninggalkan perusahaan
         Kurangnya bahan mentah untuk menutupi pesanan
         Pajak upah dan gaji tidak dibayarkan
         Pemasok meminta pembayaran secara tunai
         Keluhan pelanggan yang meningkat akan mutu produk/jasa yang dihasilkan

SUKSESI USAHA
Suatu usaha untuk melanjutkan aktivitas bisnis yang sudah dibangun agar tetap memiliki eksistensi dalam area bisnis.
Bentuk-bentuk suksesi usaha :
         Transfer kepada anggota keluarga
         Transfer kepada anggota bukan keluarga


REFERENSI :
v  http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausahawan , diakses pada 20 April 2014, pukul 10:20 WIB.
v  http://agoes.blog.fisip.uns.ac.id/2012/05/23/kewirausahaan/ , diakses pada 20 April 2014, pukul 10:20 WIB.
v  http://thanah-nanu.blogspot.com/2010/12/kewirausahaan.html , diakses pada 20 April 2014, pukul 11:28 WIB.
v  http://okesofyan.blog.com/2012/01/04/tugas-kewirausahaan-oke/ , diakses pada 20 April 2014, pukul 16:04 WIB.