Glory
Glory! Manchester United ! *eh hihihi
Mohon
maaf para pembaca, saya terbawa suasana.
Pasti
sudah pada tahu dong kota Manchester itu dimana…?! Yap, kota Manchester itu ada
di Inggris. Kota ini dicatat sebagian besar orang – terlebih bagi mereka yang
suka sepakbola – sebagai kota yang menyimpan setumpuk harapan. Setidaknya, dua
klub sepakbola, Manchester United (MU)
dan Manchester City yang telah menjawab harapan itu.
Selain
itu, di kota ini pula, muslim Manchester tampak bergeliat. Pasalnya, di kota
yang dikenal sebagai markas klub sepakbola itu telah berdiri The Manchester Islamic Centre ( MIC ).
Tak berlebihan, berkat keberadaan The Manchester Islamic Centre itu, ajaran
Islam pun menyebar dan mengalami perkembangan di kota Manchester.
Sebab
The Manchester Islamic Centre itu dicatat sebagai salah satu Islamic Centre
tertua di Inggris yang menempati kawasan yang sangat strategis lantaran berdiri
di Burton Road, West Didsbury, Manchester. Lokasi itu berada di kawasan yang
–dapat dikatakan- tersibuk di kota Manchester. Tak salah, jika The Manchester
Islamic Centre bisa ditemukan dengan mudah, dan memiliki keleluasaan sebagai
pusat penyebaran Islam di kota Manchester ini.
Sejak
berdiri, The Manchester Islamic Centre pun menjadi tempat bagi umat Islam di
kota ini untuk belajar agama Islam, terutama bagi mereka yang baru memeluk
Islam. Bahkan, mereka bisa datang ke The MIC –yang masih dalam satu kawasan
dengan masjid Didsbury—untuk mengkaji Islam secara langsung dari sumbernya,
yakni Al-Qur’an. Dan The MIC terbuka lebar bagi siapapun yang datang dan mau
belajar Islam.
Bekas Bangunan Gereja
Sejarah
di balik berdirinya The Manchester Islamic Centre bisa dibilang unik. Sebab,
The MIC dan Masjid Didsbury awalnya bangunan sebuah gereja tua, yaitu Gereja
Albert Par Methodist Chapel. Konon, gereja itu dibangun sudah satu abad lebih
(sekitar tahun 1883). Tetapi, seiring perjalanan waktu, gereja itu rupanya
tidak menarik minat umat Kristiani untuk melaksanakan ibadah. Jadinya, gereja
itu sepi jamaah.
Pada
tahun 1962, gereja itu secara resmi ditutup. Lalu, 5 tahun setelah itu, tepat
pada 1967, komunitas Arab Suriah di kota itu membeli bangunan tersebut, lantas
menjadikan bekas bangunan gereja itu sebagai Masjid Didsbury dan sekaligus The
Manchester Islamic Centre. Jadi, Masjid Didsbury dan The MIC itu sebenarnya
satu di antara sekian banyak masjid di Inggris yang dulu (bekas) bangunan
gereja, kemudian dialihfungsikan menjadi masjid.
Bangunan
tersebut terdiri atas dua bangunan besar, yang pertama digunakan sebagai masjid
dan perpustakaan dengan ratusan koleksi buku-buku Islam, sejarah dan budaya –
baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Arab hingga buku khusus untuk
anak-anak. Ruang perpustakaan di The MIC cukup luas dan bahkan dapat dikatakan
memanjakan pengunjung yang mau meluangkan waktu untuk datang.
Lalu
bangunan yang kedua digunakan sebagai
tempat shalat bagi perempuan, kuliah, dan ruang kegiatan, ruang kelas, dapur,
ruang wudhu untuk pria dan satu untuk wanita. Jadi, bangunan itu tidak
semata-mata menjadi tempat ibadah saja, tetapi sekaligus menjadi pusat syiar
Islam. Sebab, The MIC memiliki ruangan serbaguna yang dapat dipakai untuk
menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan pendidikan, termasuk tempat
seminar, pernikahan, pameran dan kegiatan sosial.
Setelah
berubah fungsi menjadi masjid, komunitas muslim di kota Manchester yang kini
mencapai 250.000 jiwa ,yang berasal dari berbagai suku bangsa dan ras.
The
Manchester Islamic Centre membuka dan menyelenggarakan program pendidikan Islam
– mulai dari Fiqih hingga tafsir Al-Qur’an – yang diajarkan dalam bahasa Arab
dan Inggris. Program pendidikan itu dibuka untuk dewasa dan anak-anak.
Sejak
awal mula didirikan, The Manchester Islamic Centre (MIC) memang berharap besar Islam
bisa tumbuh dan berkembang di kota Manchester terus meningkat.
Subhanallah,
semoga kita bisa dapat kesempatan ya berkunjung ke sana. Aamiin : )
Sumber: Majalah Hidayah edisi 137
Sumber gambar: www.google.com
Sumber gambar: www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.