OBSERVATORIUM
BOSSCHA
Masih ingat tidak dengan film
PETUALANGAN SHERINA? *mengenang masa kecil* hehe. Ya guys!! Di film itu ada
adegan ketika sherina dan sadam bersembunyi dari para penculik. Mereka
bersembunyi di sebuah Observatorium yang sejak awal memang tempat tujuan mereka
berdua. Tempat itu adalah tempat peneropongan bintang loh, namanya
Observatorium Bosscha.
Jangan salah paham dulu guys!
Kita
bukan akan membahas tentang sinopsis film kok. Hehe.
Mau tau lebih banyak lagi soal
Observatorium Bosscha ini ?
Let’s check this out! : )
Observatorium
Bosscha merupakan satu-satunya tempat penelitian dan juga pengembangan ilmu
astronomi di negara kita. Observatorium ini terletak di Jalan Peneropongan
Bintang, Lembang, Bandung. Observatorium ini juga sering digunakan oleh
mahasiswa ITB jurusan Astronomi untuk melakukan uji coba. Selain itu,
masyarakat umum pun tidak sedikit yang berkunjung dan menyaksikan berbagai
objek langit di sana.
Observatorium
Bosscha dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging ( NISV )
atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, dengan nama Bosscha Sterrenwacht.
Karel
Albert Rudolf Bosscha adalah seorang tuan tanah di perkebunan Malabar yang
bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji untuk memberikan bantuan
pembelian teropong bintang. Karena perannya yang besar itulah, nama Bosscha
diabadikan sebagai nama dari Observatorium ini. Pada 17 Oktober 1951, NISV
menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah RI.
Bosscha
, gedung dengan sebuah kubah besar yang menjadi landmark Bandung Utara selama
lebih dari 85 tahun. Dimana di dalamnya tersimpan teleskop ganda Zeiss 60 cm.
Bangunan Bosscha sendiri dirancang oleh arsitek Bandung yang terkenal bernama
K. C. P. Wolf Schoemacher. Kubah gedung itu berbobot 56 ton dengan diameter
14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.
Di
sini terdapat 5 buah teleskop yang berukuran besar yaitu :
Teleskop Refraktor
Bamberg
Teropong Bamberg memiliki diameter lensa 37 cm serta panjang
panjang fokus 7 m teropong refraktor. Teropong ini unik Terletak disebuah
gedung dengan atap setengah silinder yang atapnya dapat digeser dan bisa
bergerak maju atau mundur untuk membuka atau menutup. Jangkauan teleskop
ini cuma terbatas sebagai alat pengamatan benda banda langit yang berjarak zenit
60 derajat, atau untuk mengamati benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat
dan azimut pada sektor Timur-Selatan-Barat. Teropong Bamberg baru selesai
diinstalasi pada awal tahun 1929 , Teleskop ini juga sudah dilengkapi kamera
CCD. Teleskop bemberg biasanya digunakan untuk menentukan skala jarak, menera
terang bintang, mengamati citra kawah bulan, mengukur fotometri gerhana
bintang, mengamati matahari, dan juga digunakan untuk mengamati benda benda
langit lainnya.
Teleskop Schmidt
Bima Sakti
Teleskop in memiliki optik Schmidt jadi sering disebut dengan Kamera Schmidt. Lensa koreksi Teropong Schmidt berdiameter 51 cm dengan diameter cermin 71 cm, serta panjang fokus 127 cm. Teleskop Schmidt berfungsi untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mengamati asteroid, spektrum bintang, supernova, memotret objek di langit. Teleskop ini dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk mendapatkan spektrum bintang.
Teleskop
Refraktor Ganda Zeiss
Teleskop
ini memiliki Diameter teleskop utama 60 cm dan panjang fokus hampir 11 m bagian
teleskop pencari memiliki diameter 40 cm. Kegunaanya antara lain untuk proses
kegiatan pengamatan astrometri, khususnya untuk mendapatkan orbit bintang ganda
visual. Teleskop ini juga dimanfaatkan sebagai alat pengamatan gerak diri
bintang dalam gugus bintang, mengukur paralak bintang untuk menentukan jarak
bintang. dengan CCD teleskop ini juga biasa dipakai untuk mengamati planet dan
komet.
Teleskop
Cassegrain GOTO
Teleskop
ini termasuk jenis reflektor Cassegrain yang memiliki diameter cermin utama 45
cm berbentuk parabola serta mempunyai panjang fokus 1,8 m dengan cermin
sekunder dengan bentuk hiperbola dan panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini
Cassegrain GOTO didapat dari bantuan kementrian luar negeri Jepang pada
tahun 1989 melalui progam ODA (Overseas Development Agency), Ministry of
Foreign Affairs. Menggunakan teropong Cassegrain GOTO Objek bisa langsung
diamati hanya dengan memasukan data posisi objekk tersebut dan data dari hasil
pengamatan akan masuk ke media penyimpanan secara otomatis. Teleskop ini bisa
juga difungsikan untuk mengukur intensitas cahaya bintang dan pengamatan
sprektum bintang.
Teleskop
Refraktor Unitron
Teleskop
Unitron termasuk teropong refraktor yang dilengkapi lensa obyektif dengan diameter
102 mm serta panjang fokus 1500 mm. Ukuran teropong yang kecil dan
ringan, membuat Teropong Unitron baik untuk mengamati matahari dan juga bulan.
Teropong ini mudah dibawa dan sudah beberapa kali digunakan saat ekspedisi
mengamati gerhana matahari total dan juga sering dipakai untuk mengamati hilal,
serta memotret bintik matahari dan benda langit lain.
Teleskop
Surya dan Teleskop radio 2,3m
Teleskop
surya adalah teleskop Matahari sedangkan Teleskop Radio 2,3m merupakan
instrumen radio jenis Small Radio Telescope ( SRT ). Teleskop radio dapat
bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam frekuensi 1400-1440 MHz.
Teleskop ini bisa dipakai untuk pengamatan obyek yang jauh seperti
ekstragalaksi dan kuasar.
Tapi sayang sekali guys, sekarang
kondisi Observatorium Bosscha terancam tidak layak lagi digunakan sebagai
pengamatan astronomi. Kondisi ini diakibatkan karena perkembangan penduduk di
daerah lembang dan Bandung yang tumbuh pesat menyebabkan tempat yang dahulunya
hutan hutan kecil atau pepohonan dijadikan tempat pemukiman penduduk yang
akibatnya intensitas cahaya yang berlebihan mengganggu proses kegiatan
peneropongan yang harusnya memerlukan intensitas cahaya minim.
Kehadiran peneropongan bintang
Bosscha secara langsung ataupun tidak langsung sudah memberikan banyak manfaat
bagi pengenalan ilmu Astronomi pada masyarakat luas. Ilmu pengetahuan yang
tadinya masih asing dan menjadi barang yang langka, kini dapat dinikmati secara
murah. Ini merupakan hal yang sangat bermanfaat.
Bosscha
bisa menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik. Wisata itu bukan hanya
bermakna tentang refreshing, jalan-jalan, belanja, atau menghabiskan waktu
luang saja , guys.. tetapi kita juga bisa berwisata ilmiah, wisata yang
sekaligus menambah wawasan ilmu kita. Contohnya ya berwisata ke Observatorium
Bosscha ini.
Kunjungan
yang ditawarkan di sini adalah kunjungan siang, kunjungan malam dan kunjungan
malam khusus. Bosscha tutup pada hari minggu dan hari libur nasional. Dan
setiap hari senin juga tidak ada yang berkunjung karena hari senin biada
digunakan untuk perawatan teropong dan instrumentasi. Tiket masuk yang
ditawarkan juga cukup terjangkau loh, sekitar Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,-.
Jangan lewatkan tempat ini jika kita
ingin melihat berbagai keindahan Langit! : )
Source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.