Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang tidak mudah menyerah! Semangaaaaaaaaaaaaaat! :)

Rabu, 10 April 2013

OBSERVATORIUM BOSSCHA


OBSERVATORIUM BOSSCHA

          Masih ingat tidak dengan film PETUALANGAN SHERINA? *mengenang masa kecil* hehe. Ya guys!! Di film itu ada adegan ketika sherina dan sadam bersembunyi dari para penculik. Mereka bersembunyi di sebuah Observatorium yang sejak awal memang tempat tujuan mereka berdua. Tempat itu adalah tempat peneropongan bintang loh, namanya Observatorium Bosscha.


                     Jangan salah paham dulu guys! 
          Kita bukan akan membahas tentang sinopsis film kok. Hehe.
         
         Mau tau lebih banyak lagi soal Observatorium Bosscha ini ?
         
         Let’s check this out! : )



Observatorium Bosscha merupakan satu-satunya tempat penelitian dan juga pengembangan ilmu astronomi di negara kita. Observatorium ini terletak di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Bandung. Observatorium ini juga sering digunakan oleh mahasiswa ITB jurusan Astronomi untuk melakukan uji coba. Selain itu, masyarakat umum pun tidak sedikit yang berkunjung dan menyaksikan berbagai objek langit di sana.





Observatorium Bosscha dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging ( NISV ) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, dengan nama Bosscha Sterrenwacht.


Karel Albert Rudolf Bosscha adalah seorang tuan tanah di perkebunan Malabar yang bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji untuk memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Karena perannya yang besar itulah, nama Bosscha diabadikan sebagai nama dari Observatorium ini. Pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah RI.
Bosscha , gedung dengan sebuah kubah besar yang menjadi landmark Bandung Utara selama lebih dari 85 tahun. Dimana di dalamnya tersimpan teleskop ganda Zeiss 60 cm. Bangunan Bosscha sendiri dirancang oleh arsitek Bandung yang terkenal bernama K. C. P. Wolf Schoemacher. Kubah gedung itu berbobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.

Di sini terdapat 5 buah teleskop yang berukuran besar  yaitu :

Teleskop Refraktor Bamberg



Teropong Bamberg memiliki diameter lensa 37 cm serta panjang panjang fokus 7 m teropong refraktor. Teropong ini unik Terletak disebuah gedung dengan atap setengah silinder yang atapnya dapat digeser dan bisa  bergerak maju atau mundur untuk membuka atau menutup. Jangkauan teleskop ini cuma terbatas sebagai alat pengamatan benda banda langit yang berjarak zenit 60 derajat, atau untuk mengamati benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut pada sektor Timur-Selatan-Barat.  Teropong Bamberg baru selesai diinstalasi pada awal tahun 1929 , Teleskop ini juga sudah dilengkapi kamera CCD. Teleskop bemberg biasanya digunakan untuk menentukan skala jarak, menera terang bintang,  mengamati citra kawah bulan, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati matahari, dan juga digunakan untuk mengamati benda benda langit lainnya.

Teleskop Schmidt Bima Sakti



Teleskop in memiliki optik Schmidt jadi sering disebut dengan Kamera Schmidt. Lensa koreksi Teropong  Schmidt  berdiameter 51 cm dengan diameter cermin 71 cm, serta panjang fokus 127 cm. Teleskop Schmidt berfungsi untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mengamati asteroid, spektrum bintang,  supernova, memotret objek di langit. Teleskop ini dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk mendapatkan spektrum bintang.


Teleskop Refraktor Ganda Zeiss



Teleskop ini memiliki Diameter teleskop utama 60 cm dan panjang fokus hampir 11 m bagian teleskop pencari memiliki diameter 40 cm. Kegunaanya antara lain untuk proses kegiatan pengamatan astrometri, khususnya untuk mendapatkan orbit bintang ganda visual. Teleskop ini juga dimanfaatkan sebagai alat pengamatan gerak diri bintang dalam gugus bintang, mengukur paralak bintang untuk menentukan jarak bintang. dengan CCD teleskop ini juga biasa dipakai untuk mengamati planet dan komet.

Teleskop Cassegrain GOTO



Teleskop ini termasuk jenis reflektor Cassegrain yang memiliki diameter cermin utama 45 cm berbentuk parabola serta mempunyai panjang fokus 1,8 m dengan cermin sekunder dengan bentuk hiperbola dan panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini Cassegrain GOTO didapat dari bantuan kementrian luar negeri Jepang  pada tahun 1989 melalui progam ODA (Overseas Development Agency), Ministry of Foreign Affairs. Menggunakan teropong Cassegrain GOTO Objek bisa langsung diamati hanya dengan memasukan data posisi objekk tersebut dan data dari hasil pengamatan akan masuk ke media penyimpanan secara otomatis. Teleskop ini bisa juga difungsikan untuk mengukur intensitas cahaya bintang dan pengamatan sprektum bintang.

Teleskop Refraktor Unitron



Teleskop Unitron termasuk teropong refraktor yang dilengkapi lensa obyektif dengan diameter 102 mm serta panjang fokus 1500 mm.  Ukuran teropong yang kecil dan ringan, membuat Teropong Unitron baik untuk mengamati matahari dan juga bulan. Teropong ini mudah dibawa dan sudah beberapa kali digunakan saat ekspedisi mengamati gerhana matahari total dan juga sering dipakai untuk mengamati hilal, serta memotret bintik matahari dan benda langit lain.

Teleskop Surya dan Teleskop radio 2,3m
Teleskop surya adalah teleskop Matahari sedangkan Teleskop Radio 2,3m merupakan instrumen radio jenis Small Radio Telescope ( SRT ).  Teleskop radio dapat bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam frekuensi 1400-1440 MHz. Teleskop ini bisa dipakai untuk  pengamatan obyek yang jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar.

Tapi sayang sekali guys, sekarang kondisi Observatorium Bosscha terancam tidak layak lagi digunakan sebagai pengamatan astronomi. Kondisi ini diakibatkan karena perkembangan penduduk di daerah lembang dan Bandung yang tumbuh pesat menyebabkan tempat yang dahulunya hutan hutan kecil atau pepohonan dijadikan tempat pemukiman penduduk yang akibatnya intensitas cahaya yang berlebihan mengganggu proses kegiatan peneropongan yang harusnya memerlukan intensitas cahaya minim.

Kehadiran peneropongan bintang Bosscha secara langsung ataupun tidak langsung sudah memberikan banyak manfaat bagi pengenalan ilmu Astronomi pada masyarakat luas. Ilmu pengetahuan yang tadinya masih asing dan menjadi barang yang langka, kini dapat dinikmati secara murah. Ini merupakan hal yang sangat bermanfaat.
          Bosscha bisa menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik. Wisata itu bukan hanya bermakna tentang refreshing, jalan-jalan, belanja, atau menghabiskan waktu luang saja , guys.. tetapi kita juga bisa berwisata ilmiah, wisata yang sekaligus menambah wawasan ilmu kita. Contohnya ya berwisata ke Observatorium Bosscha ini.

          Kunjungan yang ditawarkan di sini adalah kunjungan siang, kunjungan malam dan kunjungan malam khusus. Bosscha tutup pada hari minggu dan hari libur nasional. Dan setiap hari senin juga tidak ada yang berkunjung karena hari senin biada digunakan untuk perawatan teropong dan instrumentasi. Tiket masuk yang ditawarkan juga cukup terjangkau loh, sekitar Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,-.
Jangan lewatkan tempat ini jika kita ingin melihat berbagai keindahan Langit! : )
               

Source: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.