-SEBUAH
DRAMA-
MISI
PENYELAMATAN AADC
Terkisah sebuah persahabatan yang
terjalin antara Aisha, Arian, Doni, dan Ceko. Aisha adalah seorang gadis yang
begitu pendiam dan feminim. Arian berbanding terbalik dengan Aisha, dia begitu
tomboy dan menguasai segala jenis bela diri. Meskipun begitu, Arian tentu
memiliki rasa sensitif seperti wanita normal lainnya.
Doni adalah seorang lelaki yang
punya obsesi tinggi terhadap dunia detektif, dia punya mimpi, suatu hari nanti
bergabung dengan agen FBI dan memecahkan berbagai kasus besar. Ceko adalah
sesosok laki-laki ter-sensitif dan ter-feminim yang ada di antara mereka. Bukan
hanya karena sikap kemayunya yang terkadang muncul tanpa permisi, tetapi juga
karena keahliannya memasak berbagai macam makanan.
Suatu
hari, sekolah mereka kedatangan murid baru pindahan dari sekolah lain. Ibu Guru
mengantar murid baru itu ke depan kelas untuk memperkenalkan diri, seorang
gadis cantik.
Aisha : (Membetulkan kacamata dan
memicingkan mata)
Ceko : “Cantik ya, Sha.”
Aisha : “Iya.” (Mengangguk)
Doni : “Wow, pagi-pagi gini Tuhan ngirimin gue
bidadari.” (Dengan mata terpana)
Arian : (Menyikut Doni)
Doni : “Adaww! Sakit oi!”
Arian : “Sok teu beud lu … kaya
pernah ketemu bidadari aja.”
Doni : “Pernah, itu bidadarinya di depan kelas.”
(Doni tersenyum menunjuk gadis cantik itu)
Ibu
Guru menenangkan kelas dan mempersilahkan gadis cantik itu memperkenalkan
dirinya.
Gadis Cantik: “Halo, nama gue Donna,
salam kenal.” (Tersenyum memaksa)
Doni : “Haloo Donnaa … Gue Doni, nama kita hampir sama yaa.” (Terpesona)
Donna
membalas senyuman Doni dengan senyum memaksa. Ada sedikit bara api membara di
hati Arian melihat tingkah Doni.
***
Meskipun
cantik, ternyata sikap Donna tidak secantik wajahnya. Dia begitu sombong &
selalu merasa paling kaya di antara teman-temannya. Dia selalu memandang rendah
mereka. Akibatnya, tidak ada satu pun orang yang mau berteman dengannya kecuali
Doni. Doni yang naksir berat pada Donna.
Suatu
hari di koridor kelas …
Arian : “Halo, gimana keadaan
Papa, Kak?” (Sebuah ponsel menempel di telinga Arian)
Arian : “Alhamdulillah kalo udah
membaik. Terus …”
Donna
menabrak siku Arian sampai membuat ponselnya berceceran di lantai.
Donna : “Ups!” (Berkata sambil
menutup bibirnya dengan jari)
Betapa
kesalnya Arian melihat Donna yang kemudian berlalu tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Arian : “HEH! LO! KALO JALAN MATA
DIPAKE DONG! MATA LO BUTA?!” (Mendatangi Donna dan menarik bahunya dg kasar)
Aisha : “Udahlah Arian … mungkin dia nggak
sengaja.” (Aisha menenangkan Arian)
Donna : (Melihat ponsel Arian
yang jatuh) “Oh, lo mau minta ganti rugi? Sebut aja berapa, ponsel butut gitu
paling gue buang ke tempat sampah.” (Tersenyum sinis)
***
Ceko
melihat percekcokan mulut antara Donna dan Arian.
Ceko : “Ya ampuuuun! Kejadian deh
nih Perang Dunia ke tiga! Gue, harus, segera, cepet-cepet, cuz cari si Doni!”
(Berlari mencari Doni)
***
Arian : “Mentang-mentang anak pejabat. Jangan lu
kira semua bisa dibeli pake uang!”
Donna : (Tertawa meremehkan) “Emang
kenapa? MASALAH BUAT LO? Apa yang gabisa dibeli pake duit? APA?! Semuanya bisa
gue beli pake duit!”
Mendengar
kata-kata itu, Aisha pun angkat bicara.
Aisha : “Persahabatan!
Satu-satunya yang nggak bisa lo beli adalah Persahabatan. Itu sebabnya sampai
sekarang lo nggak punya temen kan?! Kalopun ada, mereka semua bukan temen lo!
Tapi perongrong kekayaan bokap lo!”
Arian : (Tercengang melihat Aisha yang biasanya
pendiam dan tidak banyak bicara itu)
Donna : (Melayangkan tangannya
hampir menampar Aisha)
Arian : (Dengan sigap memelintir tangan kanan Donna)
Donna : (Tangannya kesakitan) TAU
APA LO SOAL SAHABAT!! (Dia berusaha menampar lagi dengan tangan kirinya)
Doni : UDAH CUKUP!!! (Menampik tangan Donna dengan
kasar)
(Semua
terkejut dengan suara Doni)
Doni : “Donna, gue kira lo bisa berubah. Gue kecewa
sama lo.” (Mengenyahkan tangan Donna dengan kasar)
Donna : “Don! Doni maafin akuu …”
Arian : (Mengambil ponselnya)
Aisha, Arian, dan Ceko :
(Meninggalkan Donna)
***
Sepulang sekolah, Donna menunggu di dekat
gerbang sekolah. Menunggu supir pribadinya menjemput. Doni melihat punggung
Donna dari kejauhan. Namun betapa terkejutnya dia, segerombol orang bertopeng
tak dikenal keluar dari sebuah mobil dan memaksa Donna masuk.
Penculik1 : “AYO MASUK! JANGAN
COBA-COBA MELAWAN!”
Donna : “Toloooooong! To ….” (Seorang penculik lain
menutup mulut Donna)
Penculik2 : “DIAM! KALO TIDAK,
BAPAK KAMU YANG KAYA RAYA ITU AKAN MELIHAT KAMU MENJADI MAYAT! MAU KAMU?!”
Donna : (Menggeleng-geleng dan
hampir menangis)
Doni : WOOOOIIII! LEPASIN DIA!!!
(Teriak Doni tiba-tiba)
Aisha, Arian dan Ceko : (Terkejut
dan mengkuti Doni yang berlari)
Ceko : “Ngapain sih Don, ngajak
lomba marathon?! Cape nich!” (Mengusap keringatnya)
Arian : “Capcay nih gue! Nggak
jelas banget lu, Don!”
Ceko : “Capcay? Hmm.. jadi pengen
masak.”
Aisha : “Mulai deh, Ceko. Aslinya
keluar.”
Doni : “Ada yang tau rumahnya
Donna?” (Pertanyaan Doni seketika membuat ketiga sahabatnya tercengang)
***
Doni : “Ada yang nggak setuju dengan misi
penyelamatan ini?”
Arian : (Mengangkat tangannya
tanpa melihat ke arah Doni)
Doni : “Masih marah gara-gara ponsel lo?”
Arian : (Hanya menatap Doni dengan tajam) Bukan! Gue cemburu! (Arian hanya bisa mengatakan dalam hati)
Aisha : “Arian, kamu masih inget nggak kata-kata
ayah kamu waktu dia dijahatin sama relasi bisnisnya?”
Arian : “Balaslah kejahatan orang lain terhadap
kita, dengan berbuat baik pd mereka.” (Arian pun tersenyum)
***
Doni : “MISI PENYELAMATAN AADC …. !”
Semua : “AADC apaan?”
Doni : “Aisha, Arian, Doni dan
Ceko!”
Semua : “Oooooooo ….”
Doni : “MISI PENYELAMATAN AADC …
!”
Semua : “Berhasil, berhasil,
berhasil! Hore!”
Doni : “Oke, ini dia alamat penjahat yang tadi
dikirim ke orang tua Donna! Semua udah tau tugas masing-masing, kan?”
Aisha, Arian dan Ceko : Yap!
(semua mengangguk)
Doni : “Oke, Selamatkan Donna!”
Aisha
dan Ceko bertugas bersama. Baru beberapa langkah tiba-tiba sebuah tangan
menyergap Aisha.
Ceko : “WOI! LEPASIN DIA!
BERANINYA SAMA CEWEK, LO!!” (dengan nada yang macho)
Aisha : (melancarkan kakinya ke
penculik1 hingga membuat penculik1 terjatuh bersama Ceko)
Ceko : (Memukul habis & mencubit penculik1
dengan kekuatan supernya)
Penculik1: (Terkapar dengan bekas
cubitan Ceko)
***
Arian
satu team dengan Doni melalui pintu utama. Arian mendobrak pintu dengan jurus
karatenya. Mereka bertarung dengan sengit. Arian menyerang bagian atas dan Doni
bagian bawah, sampai penculik2 pun pingsan.
Doni : “Badan doang gede lu!”
Arian : “Ssst! Ada bayangan orang
tuh, Don! Siap-siap!”
Doni : (Melayangkan jurus ala
Jackie Chan ke sasarannya)
Ceko : “Aduuuuuh! Idung gueee… idung gue
nyungsep!” (Jatuh terkapar)
Aisha, Arian dan Doni : “Hahaha!”
(Menolong Ceko yang bertubuh tambun itu berdiri)
***
Donna : (mencoba bersuara meskipun mulutnya di
lakban)
Semua : (menemukan Donna dengan
tangan diikat dan mulut dilakban)
Doni : “Lo nggak apa-apa?”
Donna : (menggeleng setelah
dilepaskan ikatan dan lakbannya) “Makasih ya, semuanya!” (menangis haru)
“Maafin gue, ya semua. Maafin gue, Arian.”
Arian : (memeluk Donna) “Maafin
gue juga.”
Ceko : “Yheeaayy! Asik asik! Udah
lebaran ya ini? Pada maaf-maafan. Hehehe.”
Doni : (mengalungkan tangannya ke
leher Ceko) “Iye, lebaran Haji. Lu kan sapi yang mau di korbanin! Haha!”
Ceko : “Hiiiih!” (Ceko manyun)
Semua : (tertawa)
Donna : “Kalian bener,
persahabatan itu nggak bisa dibeli dengan uang. Beruntung banget gue punya
temen kaya kalian! Thanks ya udah nyelametin nyawa gue!”
Aisha : (tersenyum) “Itulah
gunanya sahabat. Saling membantu di kala kesusahan.”
Arian : “Sahabat?” (mengulurkan
tangannya pada Donna)
Donna : “Sahabat!” (menyambut
tangan Arian dengan senyuman)
Doni : “MISI PENYELAMATAN AADC …
!”
Semua : “Berhasil, berhasil,
berhasil! HOREEE! Hahaha.”