INSIDEN IANNONE
MENABRAK PEDROSA DI MOTOGP AUSTRALIA
Insiden rider yang berjatuhan datang dari dunia
balap MotoGP yang digelar di Philip Island, Australia (19/10/2014) seperti yang
dikutip dari sport.detik.com (http://sport.detik.com/read/2014/10/19/164045/2723182/81/kalau-saja-tidak-ditabrak-iannone-pedrosa-yakin-dapat-podium) dan channel
televisi Trans7 yang saya saksikan.
Race MotoGP di sirkuit Philip Island kali
ini tidak hanya membuat salah satu pembalap asal Spanyol, Dani Pedrosa harus
gagal mencapai finish. Dan juga
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan poin tambahan dan menduduki posisi
kedua juara dunia MotoGP 2014. Semua itu disebabkan karena motor yang
dikendarai pembalap Ducati, Andrea Iannone tidak dapat mengendalikan laju
motornya saat berada di tikungan pada lap awal race. Yang kebetulan menabrak ban belakang motor Pedrosa yang
posisinya tepat berada di depannya. Karena jarak di antara mereka yang tidak
begitu jauh, Pedrosa tidak mampu untuk menghindari insiden itu. Pedrosa tidak
mengalami cidera yang cukup serius, namun kerusakan pada motornya dan juga
tertinggal satu putaran lap membuatnya tidak dapat melanjutkan pertandingan.
Benar adanya
kesulitan yang dialami Andrea Iannone mengendalikan laju motornya sesuai dengan
pemberitaan di atas disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor pertama
tentunya berasal dari gaya membalap Iannone yang aggressive, suka bermanuver dan terkadang mudah terpengaruh oleh pressure tidak dapat mempertahankan
ketika dia sudah berada di posisi depan.
Faktor
berikutnya berasal dari motor yang digunakan Iannone. Dapat terlihat bagaimana
performa dari motor Ducati yang dikendarainya dalam beberapa balapan
akhir-akhir ini sering mengalami masalah. Iannone juga sering mengalami crash dalam arena balap. Apalagi menurut
komentator pertandingan MotoGP, Joni—yang juga seorang wartawan majalah
otomotif—Ducati memang terkenal dengan desain mesin 2 silinder yang sangat
berbeda dengan motor lain, seperti motor buatan Jepang yang desain mesinnya
adalah 4 silinder. Dengan begitu Ducati juga sering dicap lebih menguras tenaga
ketika dikendarai, khususnya untuk berbelok. Maka tidak heran jika insiden
Iannone menabrak Pedrosa ketika melalui tikungan itu juga tidak dapat
terhindarkan.
Faktor lainnya adalah
lokasi balapan yang saat itu digelar di sirkuit Philip Island. Menurut berita yang
pernah saya baca beberapa waktu yang lalu, banyak pembalap yang merasa
keberatan apabila balapan dilaksanakan pada bulan Oktober. Jika melakukan
balapan saat sedang mengalami musim hujan itu terlalu beresiko (sirkuit menjadi
licin). Selain itu letak sirkuit yang berada tidak jauh dari pantai menjadikan
tekanan angin menjadi lebih kencang dan suhu udara menjadi lebih dingin. Faktor
tersebut dapat mempengaruhi performa para rider
dalam masalah pengereman.
Seperti apa
yang dikatakan Dani Pedrosa, bahwa tidak ada yang tahu bagaimana berakhirnya
sebuah balapan.
Tentunya
terdapat pelajaran dan pengalaman penting dari peristiwa ini. Kemenangan
memang selalu identik dengan adanya piala-piala kemenangan. Tetapi kemenangan
sejati dapat juga dilihat dari sikap sportif antar rider yang menjunjung tinggi sportifitas.
Kewaspadaan
dalam berkendara juga harus selalu diperhatikan, baik itu berkendara dalam
sebuah pertandingan maupun di jalanan umum. Kewaspadaan individu merupakan hal
yang utama. Dan kita harus selalu bersiap dengan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi di depan mata. Juga yang paling penting adalah selalu berdoa
meminta perlindungan kepada Tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.