MUSEUM
BAJRA SANDHI
Museum
Bajra Sandi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang terletak di areal
lapangan Niti Mandala Denpasar, Jl. Raya Puputan. Museum ini dibangun dengan
meniru mentuk bajra yang sering digunakan oleh pemangku/sulinggih. Museum ini
dibangun di atas tanah seluas 13,8 hektar dengan luas gedung 70 x 70 meter.
Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14
Juni 2003.
Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk
menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa
perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke
zaman, serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada
di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang
menjulang setinggi 45 meter.
Bentuk
museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Giri
Mandara oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci
Kehidupan.
Dinamakan
Museum Bajra Sandi karena bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang
dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu dalam mengiringi pengucapan japa mantra
pada saat melakukan upacara Agama Hindu. Adapun bagian-bagian yang penting
dalam museum ini adalah sebagai berikut :
·
Bangunan
Museum yang menjulang melambangkan Gunung Giri Mandara.
·
Guci
Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum.
·
Naga
yang melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm
pemutaran Giri Mandara.
·
Kura-kura
yang terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa yang
digunakan sebagai alas pemutaran Giri Mandara.
·
Kolam
yang terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang
mengelilingi Giri Mandara tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha
Amertha.
Visi dan Misi Museum Bajra Sandi
a.
Visi
Terwujudnya
kelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kejuangan dalam
mendukung pelestarian dan pengembangan budaya.
b.
Misi
·
Melestarikan
dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya berupa berupa nilai-nilai
kepahlawana, keperintisan, dan kejuangan khusunya di hati generasi muda penerus
bangsa.
·
Melaksanakan
kajian-kajian ilmiah tonggak-tonggak sejarah perjuangan rakyat Bali.
Secara
horizontal, museum ini menggunakan konsep Tri Mandala, yaitu:
1.
Utama Mandala, yaitu bagian gedung utama yang paling megah.
2.
Madya Mandala, yaitu pelataran yang mengitari Utama Mandala.
3.
Nista Mandala, yaitu pelataran paling luar yang mengitari Madya Mandala.
Secara
vertikal, museum ini mengadopsi konsep Tri Angga, meliputi:
1.
Utamaning
Utama Mandala, yaitu lantai teratas gedung, dan digunakan sebagai Ruang
Peninjauan. Dari sini kita dapat melihat suasana di sekitar gedung dengan
jelas. Untuk mencapai tempat ini kita harus menaiki tangga melingkar yang cukup
tinggi.
2.
Madyaning
Utama Mandala, yaitu lantai dua gedung, digunakan sebagai Ruang Stage Diorama.
Di ruang ini kita dapat melihat 33 diorama yang menampilkan sejarah
perkembangan dan pergerakan rakyat Bali dari masa ke masa. Selain diorama, ada
juga keris
3.
Nistaning
Utama mandala, merupakan lantai dasar gedung ini. Di sini ada berbagai ruangan,
meliputi Ruang Informasi, Ruang Administrasi, Ruang Pameran yang menampilkan
foto-foto pahlawan dan peristiwa di Bali, Ruang Perpustakaan yang berisi
buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Bali, dan Ruang Rapat serta toilet.
Selain
ruangan-ruangan tersebut, di lantai dasar dapat juga dijumpai telaga yang
berada di dasar bagian tengah gedung, dinamakan Puser Tasik. Di telaga ini
terdapat delapan Tiang Agung. Di tengah kolam terdapat tangga yang
menghubungkan lantai dasar sampai lantai teratas, dinamakan Tangga Tapak Dara.
Di bagian luar gedung ini, kita dapat melihat
Bale Bengong di keempat penjuru museum untuk peristirahatan para wisatawan.
Selain itu, di bawah tangga masuk juga terdapat kolam berisi ikan hias. Di
bagian paling luar, terdapat lapangan yang bisa digunakan untuk lari pagi.
Museum ini dibuka setiap hari pukul 08.30-17.00
WITA, terkecuali hari besar Agama di Bali. Untuk masuk Anda harus membayar
tiket masuk sebesar Rp 2.000,00 per orang untuk orang dewasa dan Rp 1.000,00
per orang untuk pengunjung anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.