Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang tidak mudah menyerah! Semangaaaaaaaaaaaaaat! :)

Senin, 05 Mei 2014

MISI PENYELAMATAN AADC

-SEBUAH DRAMA-

MISI PENYELAMATAN AADC


Terkisah sebuah persahabatan yang terjalin antara Aisha, Arian, Doni, dan Ceko. Aisha adalah seorang gadis yang begitu pendiam dan feminim. Arian berbanding terbalik dengan Aisha, dia begitu tomboy dan menguasai segala jenis bela diri. Meskipun begitu, Arian tentu memiliki rasa sensitif seperti wanita normal lainnya.

Doni adalah seorang lelaki yang punya obsesi tinggi terhadap dunia detektif, dia punya mimpi, suatu hari nanti bergabung dengan agen FBI dan memecahkan berbagai kasus besar. Ceko adalah sesosok laki-laki ter-sensitif dan ter-feminim yang ada di antara mereka. Bukan hanya karena sikap kemayunya yang terkadang muncul tanpa permisi, tetapi juga karena keahliannya memasak berbagai macam makanan.

            Suatu hari, sekolah mereka kedatangan murid baru pindahan dari sekolah lain. Ibu Guru mengantar murid baru itu ke depan kelas untuk memperkenalkan diri, seorang gadis cantik.

Aisha : (Membetulkan kacamata dan memicingkan mata)
Ceko : “Cantik ya, Sha.”
Aisha : “Iya.” (Mengangguk)
Doni  : “Wow, pagi-pagi gini Tuhan ngirimin gue bidadari.” (Dengan mata terpana)
Arian : (Menyikut Doni)
Doni  : “Adaww! Sakit oi!”
Arian : “Sok teu beud lu … kaya pernah ketemu bidadari aja.”
Doni  : “Pernah, itu bidadarinya di depan kelas.” (Doni tersenyum menunjuk gadis cantik itu)

Ibu Guru menenangkan kelas dan mempersilahkan gadis cantik itu memperkenalkan dirinya.

Gadis Cantik: “Halo, nama gue Donna, salam kenal.” (Tersenyum memaksa)
Doni  : “Haloo Donnaa …  Gue Doni, nama kita hampir sama yaa.” (Terpesona)

Donna membalas senyuman Doni dengan senyum memaksa. Ada sedikit bara api membara di hati Arian melihat tingkah Doni.
***
Meskipun cantik, ternyata sikap Donna tidak secantik wajahnya. Dia begitu sombong & selalu merasa paling kaya di antara teman-temannya. Dia selalu memandang rendah mereka. Akibatnya, tidak ada satu pun orang yang mau berteman dengannya kecuali Doni. Doni yang naksir berat pada Donna.

Suatu hari di koridor kelas …

Arian : “Halo, gimana keadaan Papa, Kak?” (Sebuah ponsel menempel di telinga Arian)
Arian : “Alhamdulillah kalo udah membaik. Terus …”

Donna menabrak siku Arian sampai membuat ponselnya berceceran di lantai.

Donna : “Ups!” (Berkata sambil menutup bibirnya dengan jari)

Betapa kesalnya Arian melihat Donna yang kemudian berlalu tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Arian : “HEH! LO! KALO JALAN MATA DIPAKE DONG! MATA LO BUTA?!” (Mendatangi Donna dan menarik bahunya dg kasar)
Aisha  : “Udahlah Arian … mungkin dia nggak sengaja.” (Aisha menenangkan Arian)
Donna : (Melihat ponsel Arian yang jatuh) “Oh, lo mau minta ganti rugi? Sebut aja berapa, ponsel butut gitu paling gue buang ke tempat sampah.” (Tersenyum sinis)
***
Ceko melihat percekcokan mulut antara Donna dan Arian.
Ceko : “Ya ampuuuun! Kejadian deh nih Perang Dunia ke tiga! Gue, harus, segera, cepet-cepet, cuz cari si Doni!” (Berlari mencari Doni)
***
Arian  : “Mentang-mentang anak pejabat. Jangan lu kira semua bisa dibeli pake uang!”
Donna : (Tertawa meremehkan) “Emang kenapa? MASALAH BUAT LO? Apa yang gabisa dibeli pake duit? APA?! Semuanya bisa gue beli pake duit!”

Mendengar kata-kata itu, Aisha pun angkat bicara.

Aisha : “Persahabatan! Satu-satunya yang nggak bisa lo beli adalah Persahabatan. Itu sebabnya sampai sekarang lo nggak punya temen kan?! Kalopun ada, mereka semua bukan temen lo! Tapi perongrong kekayaan bokap lo!”
Arian  : (Tercengang melihat Aisha yang biasanya pendiam dan tidak banyak bicara itu)
Donna : (Melayangkan tangannya hampir menampar Aisha)
Arian  : (Dengan sigap memelintir tangan kanan Donna)
Donna : (Tangannya kesakitan) TAU APA LO SOAL SAHABAT!! (Dia berusaha menampar lagi dengan tangan kirinya)
Doni  : UDAH CUKUP!!! (Menampik tangan Donna dengan kasar)

(Semua terkejut dengan suara Doni)

Doni  : “Donna, gue kira lo bisa berubah. Gue kecewa sama lo.” (Mengenyahkan tangan Donna dengan kasar)
Donna  : “Don! Doni maafin akuu …”
Arian  : (Mengambil ponselnya)
Aisha, Arian, dan Ceko : (Meninggalkan Donna)
***
            Sepulang sekolah, Donna menunggu di dekat gerbang sekolah. Menunggu supir pribadinya menjemput. Doni melihat punggung Donna dari kejauhan. Namun betapa terkejutnya dia, segerombol orang bertopeng tak dikenal keluar dari sebuah mobil dan memaksa Donna masuk.

Penculik1 : “AYO MASUK! JANGAN COBA-COBA MELAWAN!”
Donna  : “Toloooooong! To ….” (Seorang penculik lain menutup mulut Donna)
Penculik2 : “DIAM! KALO TIDAK, BAPAK KAMU YANG KAYA RAYA ITU AKAN MELIHAT KAMU MENJADI MAYAT! MAU KAMU?!”
Donna : (Menggeleng-geleng dan hampir menangis)
Doni : WOOOOIIII! LEPASIN DIA!!! (Teriak Doni tiba-tiba)
Aisha, Arian dan Ceko : (Terkejut dan mengkuti Doni yang berlari)
Ceko : “Ngapain sih Don, ngajak lomba marathon?! Cape nich!” (Mengusap keringatnya)
Arian : “Capcay nih gue! Nggak jelas banget lu, Don!”
Ceko : “Capcay? Hmm.. jadi pengen masak.”
Aisha : “Mulai deh, Ceko. Aslinya keluar.”
Doni : “Ada yang tau rumahnya Donna?” (Pertanyaan Doni seketika membuat ketiga sahabatnya tercengang)
***
Doni  : “Ada yang nggak setuju dengan misi penyelamatan ini?”
Arian : (Mengangkat tangannya tanpa melihat ke arah Doni)
Doni   : “Masih marah gara-gara ponsel lo?”
Arian  : (Hanya menatap Doni dengan tajam) Bukan! Gue cemburu! (Arian hanya bisa mengatakan dalam hati)
Aisha  : “Arian, kamu masih inget nggak kata-kata ayah kamu waktu dia dijahatin sama relasi bisnisnya?”
Arian  : “Balaslah kejahatan orang lain terhadap kita, dengan berbuat baik pd mereka.” (Arian pun tersenyum)
***
Doni  : “MISI PENYELAMATAN AADC …. !”
Semua : “AADC apaan?”
Doni : “Aisha, Arian, Doni dan Ceko!”
Semua : “Oooooooo ….”
Doni : “MISI PENYELAMATAN AADC … !”
Semua : “Berhasil, berhasil, berhasil! Hore!”
Doni  : “Oke, ini dia alamat penjahat yang tadi dikirim ke orang tua Donna! Semua udah tau tugas masing-masing, kan?”
Aisha, Arian dan Ceko : Yap! (semua mengangguk)
Doni  : “Oke, Selamatkan Donna!”

Aisha dan Ceko bertugas bersama. Baru beberapa langkah tiba-tiba sebuah tangan menyergap Aisha.

Ceko : “WOI! LEPASIN DIA! BERANINYA SAMA CEWEK, LO!!” (dengan nada yang macho)
Aisha : (melancarkan kakinya ke penculik1 hingga membuat penculik1 terjatuh bersama Ceko)
Ceko  : (Memukul habis & mencubit penculik1 dengan kekuatan supernya)
Penculik1: (Terkapar dengan bekas cubitan Ceko)
***
Arian satu team dengan Doni melalui pintu utama. Arian mendobrak pintu dengan jurus karatenya. Mereka bertarung dengan sengit. Arian menyerang bagian atas dan Doni bagian bawah, sampai penculik2 pun pingsan.

Doni  : “Badan doang gede lu!”
Arian : “Ssst! Ada bayangan orang tuh, Don! Siap-siap!”
Doni : (Melayangkan jurus ala Jackie Chan ke sasarannya)
Ceko  : “Aduuuuuh! Idung gueee… idung gue nyungsep!” (Jatuh terkapar)
Aisha, Arian dan Doni : “Hahaha!” (Menolong Ceko yang bertubuh tambun itu berdiri)
***
Donna  : (mencoba bersuara meskipun mulutnya di lakban)
Semua : (menemukan Donna dengan tangan diikat dan mulut dilakban)
Doni  : “Lo nggak apa-apa?”
Donna : (menggeleng setelah dilepaskan ikatan dan lakbannya) “Makasih ya, semuanya!” (menangis haru) “Maafin gue, ya semua. Maafin gue, Arian.”
Arian : (memeluk Donna) “Maafin gue juga.”
Ceko : “Yheeaayy! Asik asik! Udah lebaran ya ini? Pada maaf-maafan. Hehehe.”
Doni : (mengalungkan tangannya ke leher Ceko) “Iye, lebaran Haji. Lu kan sapi yang mau di korbanin! Haha!”
Ceko : “Hiiiih!” (Ceko manyun)
Semua : (tertawa)
Donna : “Kalian bener, persahabatan itu nggak bisa dibeli dengan uang. Beruntung banget gue punya temen kaya kalian! Thanks ya udah nyelametin nyawa gue!”
Aisha : (tersenyum) “Itulah gunanya sahabat. Saling membantu di kala kesusahan.”
Arian : “Sahabat?” (mengulurkan tangannya pada Donna)
Donna : “Sahabat!” (menyambut tangan Arian dengan senyuman)

Doni : “MISI PENYELAMATAN AADC … !”
Semua : “Berhasil, berhasil, berhasil! HOREEE! Hahaha.”