Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang tidak mudah menyerah! Semangaaaaaaaaaaaaaat! :)

Minggu, 29 September 2013

ILMU SOSIAL DASAR #


                                                         ILMU SOSIAL DASAR #

1.      PERTUMBUHAN PENDUDUK
A.    Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Kepadatan manusia menjadi pemandangan sehari-hari di salah satu sudut ibu kota India, New Delhi ini. PBB dalam salah satu laporannya menyebut setelah 2028, jumlah penduduk India akan melampaui China.
Pertumbuhan adalah suatu proses peningkatan, seperti peningkatan jumlah dari kecil ke besar. Penduduk adalah kelompok manusia yang sering disebut sebagai masyarakat, orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah serta tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
Sedangkan pengertian dari pertumbuhan penduduk adalah suatu proses perubahan peningkatan populasi penduduk yang bisa berubah sewaktu-waktu dan bisa dihitung perubahan jumlahnya, misalnya seperti Indonesia yang mengadakan sensus penduduk setiap sepuluh tahun sekali.
B.     Pertumbuhan Penduduk Dunia
Pertumbuhan penduduk di dunia diperkirakan telah melampaui prediksi, seperti yang dilansir oleh media masa elektronik kompas.com. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, pertumbuhan jumlah penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan dua tahun lalu. Revisi prediksi pertumbuhan tersebut memunculkan pertanyaan soal daya dukung alam dan sejumlah masalah lain.
Dalam laporan bertajuk ”Prospek Populasi Dunia: Revisi 2012” yang dirilis di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (14/6), disebutkan, penduduk dunia akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun 2025 dari jumlah 7,2 miliar jiwa saat ini. Jumlah itu akan terus berkembang menjadi 9,6 miliar pada tahun 2050. Prediksi sebelumnya, penduduk dunia diperkirakan ”hanya” mencapai 9,3 miliar jiwa pada 2050.
Menurut laporan terbaru ini, pertumbuhan penduduk paling tinggi akan terjadi di negara-negara berkembang, dan lebih dari setengah penambahan jumlah penduduk dunia itu akan terjadi di Afrika. PBB memperkirakan, pada awal abad depan, populasi penduduk bumi bisa mencapai 16,6 miliar jiwa. Pertumbuhan penduduk terbesar akan terjadi di negara-negara miskin.
Menurut Direktur Divisi Populasi pada Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB John Wilmoth, yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya dua kondisi ekstrem. Di satu sisi, pertumbuhan penduduk cepat di negara-negara miskin. Sebaliknya, di negara-negara kaya, populasi penduduknya menurun dengan penduduk yang makin tua.
Jumlah penduduk di negara-negara paling terbelakang diperkirakan akan naik dua kali lipat dari 898 juta jiwa tahun ini menjadi sekitar 1,8 miliar jiwa pada tahun 2050. Adapun populasi negara-negara maju diperkirakan hanya bertambah dari 1,25 miliar pada tahun ini menjadi 1,28 miliar pada tahun 2100.
Wilmoth mengatakan, untuk mencegah timbulnya masalah itu, yang perlu dihindari saat ini adalah pertumbuhan cepat karena angka fertilitas terlalu tinggi, atau penuaan populasi yang cepat karena angka fertilitas terlalu rendah.
Menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Julianto Witjaksono, Jumat, saat ini angka fertilitas total (TFR) Indonesia 2,6 dan mengalami stagnasi selama 10 tahun. Target menurunkan TFR pada tahun 2015 menjadi 2,1 tidak tercapai.
Menurut Julianto, target penurunan TFR itu akan disesuaikan secara bertahap, yakni 2,3 pada tahun 2015; 2,2 pada tahun 2020; dan 2,1 pada tahun 2025. Jika target tercapai, penduduk Indonesia diproyeksikan menjadi 281,5 juta pada tahun 2025 dan 330 juta jiwa pada tahun 2050.
Jika target tidak tercapai, jumlah penduduk Indonesia akan meledak dan menjadi beban perekonomian. Anggaran negara akan banyak terserap untuk penyediaan pangan dan layanan pendidikan dan kesehatan.
Terkait ketahanan pangan Indonesia, Deputy Country Director Oxfam Aloy Suratin mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri secara swasembada.
Tantangan yang dihadapi Indonesia terutama pada ketersediaan lahan dan risiko dalam proses produksi pangan. Di samping itu, pangan lokal juga harus menjadi strategi utama dari swasembada pangan.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTAMBAHAN PENDUDUK
Terjadinya pertambahan penduduk disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan penduduk. Pertambahan penduduk terjadi karena adanya unsur lahir, mati, datang, dan pergi dari penduduk sendiri. Karena keempat unsur tersebut, pertambahan penduduk bisa dihitung dengan cara:
                  Pertambahan penduduk = ( lahir – mati ) + ( datang – pergi ).
             Pertambahan penduduk  alami, karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Unsur penentu dalam pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
1.      FERTILITAS / TINGKAT KELAHIRAN
Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
2.      MORTALITAS / TINGKAT KEMATIAN
Mortalitas atau angka rata-rata tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Pn = (1 + r) n x Po
Pn = jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
r   = tingkat pertumbuhan penduduk dalam persen
n        = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar
        Sebagai contoh :

             Tahun 1961 jumlah penduduk Indonesia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4 %, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248 juta.
3.      MIGRASI / PERPINDAHAN
Migrasi Nasional
Migrasi Inernasional

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk menetap.
Migrasi terbagi menjadi dua macam:

                        MIGRASI INTERNASIONAL , yaitu:
1.      Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara asal ke negara lain. Contohnya yaitu seorang Warga Negara Indonesia yang beremigrasi ke London dan menetap di sana.
2.      Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
3.      Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya. Contohnya yaitu misalnya seorang mantan Warga Negara Indonesia yang sudah menetap di luar negeri, ingin kembali menjadi Warga Negara Indonesia, atau para TKI yang pulang ke Indonesia setelah mengadu nasib di luar negeri.

MIGRASI NASIONAL, yaitu:
1.      Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari Desa ke Kota.
2.      Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau ke pulau lain.
3.      Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari Kota ke Desa.
4.      Evakuasi, yaitu perpindahan dari tempat yang tidak aman ke tempat aman.

PROSES MIGRASI
Proses migrasi dipengaruhi oleh semakin padatnya jumlah penduduk. Proses ini terjadi ketika suatu pulau kelebihan jumlah penduduk dan penduduknya dimigrasikan ke pulau lain.

2.      PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.
                  Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.

                        Berikut pembahasannya:

a.      Cara Berpakaian
Cara berpakaian orang Indonesia cenderung menggunakan bahan yang dapat menyerap keringat, karena Indonesia termasuk dalam daerah tropis. Sebelum era globalisasi terjadi di Indonesia, masyarakat umum di Indonesia kebanyakan masih menggunakan pakaian yang terbilang simple seperti kaos, blouse, celana bahan, celana jeans dengan bagian bawah bermodel melebar, dan sebagainya. Belum terlalu banyak macam dan modelnya.
Begitupun suku-suku di Indonesia yang memiliki berbagai macam baju adat sesuai daerah tempat tinggalnya. Misalnya, kaum perempuan di kota Solo dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kebanyakan masyarakat asli daerah tersebut masih mengenakan pakaian adat dalam keseharian mereka, yaitu kebaya.
Namun, setelah kedatangan era globalisasi dari kebudayaan barat, cara berpakaian orang Indonesia pun mulai berubah mengikuti tren. Pakaian-pakaian yang dijual di pasar sampai di mall pun kini memiliki banyak model dan corak warna ataupun motif. Celana jeans pun punya banyak macam dan dari berbagai merk, tidak hanya yang modelnya lebar di bagian bawah, tetapi ada yang modelnya menyempit ke bawah dan biasa disebut sebagai celana pensil.

b.      Gaya Rambut
Zaman dahulu tatanan gaya rambut masyarakat Indonesia mungkin masih memiliki gaya yang biasa saja atau mengikuti artis zaman itu seperti Elvis Persley untuk para pria, dan gaya Marlin Monroe misalnya untuk para wanita. Atau mungkin gaya rambut artis-artis Indonesia di zamannya. Sekarang gaya rambut masyarakat Indonesia tidak lagi monoton yang itu-itu saja, tetapi juga memiliki banyak macamnya. Misalnya gaya rambut Ahmad Dhani, salah satu artis dan musisi Indonesia yang selalu memiliki gaya rambut unik dan sering ditiru oleh anak-anak sampai remaja, selain itu juga ada gaya-gaya rambut vokalis band dari Indonesia seperti Iman J-Rocks, Pasha Ungu, Ariel Noah, dan masih banyak lagi gaya rambut artis yang ditiru oleh remaja Indonesia. Tidak hanya para artis asal Indonesia yang menjadi kiblat untuk meniru gaya rambut mereka, tetapi juga dari artis-artis luar negeri, seperti gaya rambut ala Korea para personil Super Junior, ShiNee, BigBang, dan lain-lain. Ada juga yang meniru gaya rambut personil One Direction, boyband yang berasal dari Inggris.

c.      
Bahasa Keseharian
Bahasa keseharian yang sering digunakan sebelum era globalisasi datang cenderung bahasa daerah atau bahasa asli negara kita, yaitu Bahasa Indonesia. Mungkin sudah muncul bahasa-bahasa serapan dari Bahasa Belanda ataupun Bahasa Inggris yang dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi belum sebanyak sekarang. Sekarang, masyarakat Indonesia sudah banyak mendengar bahasa-bahasa baru dari berbagai media seperti televisi dan internet. Meskipun bahasa baru yang didengar dari televisi dan internet itu bukanlah bahasa baku atau formal, tetapi sering disebut sebagai bahasa gaul atau bahasa ‘alay’. Para penonton televisi menjadi lebih suka menggunakan bahasa-bahasa ‘alay’ yang dianggap menjadi tren bahasa atau hanya ingin agar tidak dianggap kuper karena tidak mengikuti perkembangan di televisi. Di sisi lain, kebanyakan remaja Indonesia sedang terserang demam K-Pop atau musik asal negara Korea baik dari boyband, girlband, atau penyanyi solonya. Tidak sedikit juga yang mempunyai kemampuan berbahasa mumpuni meski masih umur belasan, bisa berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dengan sangat baik. Oleh karena itu, perkembangan berbahasa asing di Indonesia semakin membaik, apalagi Indonesia yang sering dikunjungi oleh turis-turis dari mancanegara yang sekedar berlibur bahkan ada yang menetap menjadi Warga Negara Indonesia, bisa memberikan peluang besar untuk masyarakatnya mempelajari bahasa asing langsung pada native speakernya.
d.      Tempat berbelanja dan Makanan favorit
Kalau dahulu, masyarakat lebih sering ke pasar untuk berbelanja kebutuhan pokok atau kebutuhan sandang juga membeli jajanan pasar seperti kue cucur, putri ayu, kue ku, kue lapis, kue serabi, getuk, dan masih banyak macamnya. Karena memang belum terdapat swalayan atau mall yang dibangun.
Tetapi sekarang, segala kebutuhan telah tersedia. Malah kini kita memiliki banyak pilihan dari satu jenis produk, tinggal memilih sesuai kebutuhan, mau yang terjangkau atau yang harganya tinggi. Tempat untuk membelanjakan uang pun kita bisa memilihnya, mau ke pasar tradisional, pasar modern, atau swalayan serta mall. Ketika ke pasar tradisional tentu kita akan mendapatkan harga yang lebih terjangkau daripada harga yang dipatok swalayan serta mall. Tetapi kelebihan saat berbelanja di swalayan dan mall, kita akan berbelanja dengan atmosfer yang lebih nyaman dengan adanya fasilitas AC dan kebersihan yang lebih terjamin ketimbang di pasar.
Untuk makanan favorit, dulu masyarakat Indonesia lebih sering menjadikan kacang tanah, ubi, singkong, dan jenis ketela rambat lainnya. Serta jajanan pasar sebagai cemilan. Namun sekarang, rumah makan dan restoran serta restoran mini yang biasa disebut ‘cafe’ sudah banyak tersebar di sekitar kita. Banyak remaja yang pasti punya ‘cafe’ favorit yang menghidangkan menu favorit mereka. Dari yang hidangan pembuka, hidangan utama sampai dessert atau hidangan penutup. Menu makanannya bermacam-macam, dari masakan Asia sampai masakan Eropa atau Amerika. Ada lasagna, spaghetti, pasta, steak, pizza, hamburger, dan lain-lain mereka jadikan sebagai makanan favorit. Mereka sampai tahu sekali bahan-bahan, cara pembuatan, sampai selalu hafal bagaimana rasa makanan tersebut. Semuanya hidangan yang asal muasalnya dari luar negeri. Tapi, apakah mereka sudah mengerti bagaimana makanan asli dari Indonesia sendiri? Bahkan ada, orang Indonesia yang menjadi koki handal sampai bekerja di luar negeri, hafal dan paham betul seluk beluk masakan luar negeri tetapi nol besar tentang masakan negeri asalnya sendiri. Seharusnya remaja-remaja di Indonesia mulai mengenal bahan makanan Indonesia yang dominan dengan rempah-rempah. Kita patut untuk bangga juga, makanan asli Indonesia sudah ada yang terkenal sampai ke luar negeri yaitu rendang, makanan khas masyarakat Padang. Ada sate lilit dari Bali, Gudeg dari Yogyakarta, serta masih banyak lagi makanan-makanan khas asli Indonesia yang tidak kalah enak dengan masakan luar negeri. Seharusnya sebagai generasi muda penerus bangsa itu mengetahui seluk beluk kebudayaan dan adat istiadat daerahnya serta hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan daerahnya.

3.      KEBUDAYAAN BARAT
                  Kebudayaan barat dewasa ini sudah semakin berkembang pesat mempengaruhi kebiasaan dan keseharian masyarakat Indonesia. Dari mulai cara berpakaian, gaya rambut, bahasa keseharian, sampai makanan dari luar negeri yang malah dijadikan makanan favorit oleh masyarakat. Selain itu, dilihat dari bidang teknologi, Indonesia terus dijejali dengan barang-barang elektronik dengan berbagai kecanggihannya. Seperti smartphone, android, blackberry, dan mereka terus mendatangkan produk-produk mereka ke Indonesia. Namun, semua itu memiliki sisi positif maupun sisi negatif.
Berikut terdapat contoh kasus yang akan kita analisis:

HEDON, BUDAYA BARAT YANG MENGKHAWATIRKAN
Budaya adalah suatu kebiasaan, perilaku, dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga berkembang menjadi suatu gaya hidup sehari-hari. Karakter suatu kelompok atau masyarakat pun dapat dikatakan sebagai budaya. Bentuk dan macam-macam sistem budaya dapat terlihat dari agama, adat istiadat, politik, gaya hidup, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan (seni arsitektur), bahkan karya seni yang bernilai tinggi setiap negara memiliki budaya dan keunikannya tersendiri. Begitupun demikian dengan budaya barat.

PENGARUH BUDAYA BARAT DI INDONESIA
Indonesia memiliki berbagai macam budaya, suku, dan bahasa. Keunikannya membuat wisatawan asing banyak berkunjung dan menjadikan Indonesia sebagai tempat wisata. Keanekaragaman hayati dan hewani menjadi salah satu daya tarik yang patut dikunjungi. Keindahan laut dan hutannya sudah diakui di segala penjuru dunia. Namun tak dapat dipungkiri bahwa pengaruh budaya dari barat cukup besar pada masyarakt Indonesia saat ini. Seiring perkembangan zaman dari waktu ke waktu, menimbulkan pergeseran nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.
Mengapa itu bisa terjadi? Kiranya patut kita pahami bahwa kebudayaan memiliki ilmu tersendiri. Dalam ilmu kependudukan, budaya tidak bisa dipisahkan dengan kependudukan. Budaya berkaitan erat dengan perencanaan wilayah karena akan berpengaruh pada kebutuhan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut.
Tolak ukur dari konsumtif tidaknya penduduk yang ada di wilayah tersebut, terlihat dari sarana dan prasarana yang ada. Dapat diambil contoh, apabila penduduk memiliki pola konsumtif, maka terlihat dari banyaknya mall, dan tempat hiburan lainnya. Berbeda dengan di pedesaan, budaya tradisional serta kekeluargaan masih terasa kental.
Koperasi pun masih berjalan untuk kemakmuran anggota dan penduduk desa. Namun, tidak semua desa masih mempertahankan budaya seperti itu. Sudah banyak desa sudah terkontaminasi dengan budaya barat yang ada.
Apabila kita berbicara akan masyarakat pada zaman Rasul, perang melawan kaum kafir atau kaum yang selalu berbuat kerusakan tentu indentik dengan pertempuran. Bagi kaum yang akan merebut wilayah dan kekuasaan umat Islam, maka perang di medan pertempuranlah yang pasti terjadi. Tumpah darah memperebutkan wilayah dan agama menjadi taruhannya.
Namun kini, kita sedang berperang dengan pemikiran yang sangat luar biasa besar, yaitu perang pemikiran akan budaya dari barat yang perlahan tapi pasti merasuki pemikiran-pemikiran generasi muda Indonesia pada saat ini. Kini kita tidak berperang dengan kuda dan pedang, namun fikiran dan keimanan yang menjadi taruhannya.
Banyak cara budaya tersebut masuk ke Indonesia, di antaranya melalui food, film, fashion, seks, sport, dan song. Hal tersebut bak jamur yang terus tumbuh, nilai dan budaya Timur Indonesia mulai bergeser. Pakaian sopan dan menutup aurat sekarang berubah menjadi hotpants dan baju bertali satu.
Musik ala melayu berubah menjadi aliran Boyband dan Girlband yang digandrungi kaula muda Indonesia. Tidak hanya itu, Rock dan aliran Metal pun terus menjamur. Komunitas Punk terus tersebar di berbagai daerah dengan dandanan yang khas, warna-warni rambut mowhak, sepatu boots, rantai di pinggang, dan bergerombol.
Media televisi pun terus bermunculan. Konser musik lebih rutin dibanding dengan konser amal. Tayangan di televisi Indonesia tiap hari tidak lepas dari musik dan sinetron. Sehingga menjadikan pemuda bermental sinetron yang tidak terlepas dari percintaan. Di pagi hari sudah disuguhi dengan tayangan yang membeberkan aib dan gosip para selebritis. Ajang mencari bakat dan audisi-audisi talenta terus dikembangkan, berbagai media terus bersaing mencari rating dan hati penonton dengan hiburan-hiburan yang serba wah serta glamour.
Di sisi lain, doktrin-doktrin barat terus masuk ke dalam kehidupan kita saat ini. Doktrin itu secara halus terus berusaha memadamkan semangat dan mental berjuang demi bangsa, agama, dan cita-cita sehingga kaula muda pun lebih disibukkan dengan hiburan dan pesta-pesta.

BUDAYA HEDON
Faktor yang sangat kuat dari kebudayaan barat saat ini adalah teknologi. Dengan teknologi yang ada menjadikan masyarakat kita hedon dan individualis. Apa itu hedon? Mengacu pada sumber dari Wikipedia menyebutkan bahwa hedonisme (hedon) adalah cara pandang hidup yang memiliki anggapan bahwa seseorang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin, dan sedapat mungkin bisa menghindari hal-hal yang dapat menyakitkan. Ada dampak positif dan negatif dari hedonisme.
Positifnya, seseorang bisa termotivasi untuk mendapatkan kebahagiaan demi kepuasan dan kesenangan dirinya.
Negatifnya, ketika seseorang tidak ada peluang mudah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, maka orang tersebut akan menghalalkan segala cara demi kepuasan dan kesenangan yang menjadi tujuan.
Salah satu ciri hedonisme adalah berlaku konsumtif dan bermewah-mewah dengan apa yang dimiliki. Suatu kebanggaan apabila eksistensinya diakui oleh banyak orang dan mengagumi dengan apa yang telah ia miliki. Namun hal tersebut dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat.
Tidak hanya itu, berdampak pula menimbulkan kesenjangan dan kecemburuan di masyarakat sekitarnya. Sikap individualistik pun merupakan dampak dari teknologi yang ada.
Kemudahan teknologi seperti laptop, internet, dan jejaring sosial yang selalu update tiap harinya, semakin menyibukkan masyarakat dan kaum muda dengan teknologi. Siswa Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar pun tidak terlepas dari pengaruh teknologi tersebut, seperti kasus di televisi tentang anak-anak yang kecanduan bermain game online tanpa ingat waktu dan membolos sekolah demi bermain game online.
Gozali Munir, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional GEMASABA menyoroti bahwa bahaya hedonsime yang sedang digandrungi kaum muda saat ini bagaikan racun yang sangat berbahaya, meskipun terasa sangat manis di lidah. Gozali menambahkan bahwa pemuda selalu menjadi pelopor perubahan sosial. Namun, berbeda dengan fakta yang terjadi sekarang ini, peran pemuda semakin lumpuh.
Banyak fenomena miris apabila kita perhatikan, di antara ribuan pelajar dan mahasiswa yang berteriak histeris dan menangis ketika bertemu dengan artis idolanya ketika menonton konser musik dari Korea maupun konser band Barat. Hal tersebut merupakan cerminan yang terjadi di generasi muda. Mereka sudah kehilangan eksistensi diri dan sudah terpengaruh dengan budaya hedon yang kuat.
Solusi dari hal tersebut adalah peran aktif orang tua dan juga guru di sekolah. Yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka ke jalan benar dan kembali pada agama. Dengan didikan agama yang kuat sejak dini, dapat menghindari pengaruh-pengaruh negatif kelak di kemudian hari. Landasan hidup, pegangan hidup, dan tujuan hidup dari generasi muda, tidak terlepas dari pendidikan agama.
Tujuan hidup kita di dunia adalah untuk mengabdikan diri kita kepada Tuhan yang telah menciptakan kita. Hal tersebut tidak lepas dari perintah dan larangan yang ada di kitab suci-Nya. Sedangkan masyarakat hedon tidak menaati perintah-Nya, dan melakukan apa yang menjadi larangan-Nya.
Semoga, kita sebagai generasi muda dapat menjadikan hidup bermanfaat dan tidak mudah terpengaruh dengan kebudayaan dari barat yang ada. Jadikan teknologi dan budaya tersebut sebagai pelajaran dan hal yang dapat membantu kita meraih cita-cita bermanfaat untuk bangsa dan agama.
Referensi kasus diambil dari: http://www.anneahira.com/budaya-barat.htm

ANALISIS KASUS
Dilihat dari uraian kasus di atas, budaya hedonisme ternyata sudah merasuk ke dalam pola pikir masyarakat Indonesia, terutama pengaruh yang ditimbulkan pada kaum muda. Arti hedonisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri yaitu, hedonisme adalah paham yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan yang paling utama dalam hidup. Bisa dikatakan bahwa tidak ada sama sekali tujuan dari paham hedon ini yang memetingkan peran agama untuk mencapainya. Bertolak belakang sekali dengan adat ketimuran yang dimiliki bangsa Indonesia, yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama dan mayoritas penduduknya yang beragama Islam. Yang masyarakatnya seharusnya selalu melandasi setiap tindakan mereka dengan koridor-koridor Islam atau sesuai dengan agama yang dipeluknya. Tetapi sejak dipengaruhinya masyarakat kita dengan hedonisme ini, kebanyakan tidak sadar akan dampaknya kelak di kemudian hari kalau perubahan-perubahan yang dibawa globalisasi itu telah merubah pola pikir masyarakat, terutama kaum muda.
Kalau ada dua acara berbeda dalam waktu yang bersamaan, misalnya konser musik yang diisi oleh artis atau idola kita dan acara satunya yaitu tabligh akbar yang diisi oleh ulama-ulama terkenal ataupun syeikh. Mana yang Anda pilih?
Kaum muda kebanyakan lebih memilih berbondong-bondong mendatangi konser musik yang kata mereka jarang sekali digelar di Indonesia, ini kesempatan langka katanya. Lalu mereka akan merasa sangat puas karena bisa menyaksikan idola mereka secara langsung meskipun hanya mendengar suara idola mereka saja karena panggungnya terlalu jauh dari posisi mereka menonton. Kalau ditanya kenapa tidak memilih ke acara tabligh akbar? Alasannya bermacam-macam, ada yang beralasan kalau mereka masih muda, kalau datang ke acara agama seperti itu pasti nanti mengantuk atau membosankan dan semacamnya. Ada lagi yang beralasan ke acara agama seperti itu nanti saja kalau sudah tua. Memang umur kita siapa yang tahu?
Sedangkan di acara tabligh akbar, kaum muda yang datang bisa dihitung dengan jari. Sisanya adalah kebanyakan orang-orang setengah baya sampai lanjut usia. Alasan mereka karena acara seperti itu bisa memberikan sedikit ilmu untuk bekal mereka di akhirat nanti. Miris sekali, seharusnya untuk datang ke acara yang berbasis agama seperti tabligh akbar tadi tidak hanya kalau sudah tua saja. Datang ke acara keagamaan tidak selalu melulu membosankan seperti yang dianggap oleh kaum muda di atas, sekarang ini banyak ulama yang sudah memiliki metode menyampaikan dakwahnya agar bisa sesuai dengan pemikiran kaum muda, bahkan sudah banyak ustadz/ustadzah yang masih berumur belasan sudah belajar berdakwah.
Kebanyakan berpikir kalau perubahan ke arah hedonisme tersebut wajar dengan alasan kalau kini zaman telah modern. Memang zaman telah modern, tetapi seharusnya modernisasi tersebut bisa diimbangi oleh masyarakat Indonesia dengan adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu kala, jangan sampai kita melupakan begitu saja kebudayaan asli negara tercinta kita sendiri, budaya ketimuran Indonesia.

REFERENSI :